Biasanya, kalau ada sunatan massal, sering kita dengar suara tangisan anak-anak saat disunat. Entah karena sudah tersugesti takut duluan, entah juga memang benaran sakit ketika disunat.
Pemandangan ini kerap saya temui ketika diundang untuk menghadiri kegiatan sunatan massal. Belum lagi efek yang dirasakan seusai disunat.
Ada yang masih mengalami pendarahan meski sepekan sudah berlalu. Ada yang susah buang air kecil dan efek lainnya.
Dulu, pernah suatu ketika anaknya tetangga orang tua saya komplain kepada kakak saya atas keluhan yang dialami anaknya paska sunat.
Kebetulan saat itu, abang kedua saya bersama teman-teman seangkatannya di Fakultas Hukum di perguruan tinggi negeri di bilangan Depok, Jawa Barat, menggelar bakti sosial sunatan massal.
Sebenarnya keluhan itu lazim ditemui anak-anak paskasunat. Mungkin karena metode yang digunakan dengan cara sunat konvensional. Menggunakan gunting, pisau, benang, serta alat-alat bedah lain yang telah disterilkan.
Sunat konvensional memerlukan persiapan peralatan maupun tenaga medis lebih banyak. Selain waktu pengerjaan lama, ada risiko infeksi dan komplikasi lebih besar. Waktu penyembuhan luka juga relatif lebih lama.
Nah, ada pemandangan yang berbeda di acara sunatan massal gratis yang diadakan BRI Finance, pada 3 Desember 2021 di Rumah Sunat dr. Mahdian, Tebet, Jakarta Selatan.
Sebanyak 62 anak yang mengikuti sunatan massal dalam rangka hari ulang tahun BRI Finance, itu ya biasa-biasa saja.
Tidak ada tangisan atau mata sembab akibat menangis. Seusai sunat, mereka beraktifitas seperti biasanya. Tentu saja dibaluti dengan senyum bahagia.
Usut punya usut, ternyata metode sunat yang digunakan adalah Mahdian Klem. Metode buatan asli Indonesia yang sudah diakui oleh Kementerian Kesehatan, juga direkomendasikan oleh WHO atau Badan Kesehatan Dunia.
Sebagaimana namanya, metode ini diciptakan oleh dr Mahdian Nur Nasution, SpBS. Pemilik Rumah Sunat dr. Mahdian, yang juga seorang dokter spesialis bedah.
Saya mencoba bertanya lebih jauh dengan perwakilan DNA Foundation -- pihak yang melakukan tindakan sunat, drg. Imam Rulyawan. Katanya, metode yang digunakan adalah metode sunat terbaik, yaitu Mahdian Klem.
Mahdian Klem adalah produk anak bangsa yang telah memiliki izin Kementerian Kesehatan. Metode ini sesuai dengan anatomi penis anak Indonesia. Mahdian Klem ini disposable, satu anak satu klem.
Metode ini memiliki keunggulan, antara lain satu kali pakai, minim nyeri, minim perdarahan, proses tindakan cepat, Â tanpa perban dan tanpa jahitan serta anak bisa langsung beraktivitas setelah sunat.
"Menggunakan Mahdian Klem menjadikan proses sunat lebih mudah, cepat hanya 10 menit. Proses penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan metode sunat konvensional, dan anak langsung bisa beraktivitas pascasunat," jelasnya.
Metode sunat 'Mahdian Klem' ini diminati oleh banyak dokter karena dinilai lebih higienis, aman, dan penggunaannya yang mudah.
Mklem memiliki keunggulan dari sisi tabung, penjepit, maupun pengunci yang berupa sekrup. Penjepit Klem terbuat dari bahan Polycarbonate (PC) khusus yang lebih kuat namun ringan, dengan pori-pori lebih kecil. Â
Para peserta juga mendapatkan souvenir unik, layanan emergency call dan layanan kontrol pasca-sunat gratis di Rumah Sunat dr. Mahdian.
Kontrol pasca-sunat ini diperlukan agar proses pemulihan bisa terpantau dengan baik oleh dokter serta mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi. Â
Sunat modern ini mulai banyak digunakan praktisi sunat karena dianggap lebih praktis. Â Proses sunat yang lebih mudah dan cepat. Â Pendarahan minimal, tanpa jahitan, proses penyembuhan luka lebih cepat, serta lebih higienis dan aman.
Direktur Utama BRI Finance, Azizatun Azhimah mengatakan, sengaja
menggandeng DNA Foundation, karena berpengalaman dalam kegiatan sunat atau khitan atau sirkumsisi.
Berhubung masih pandemi, kegiatan sunatan massal ini menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan sedang dalam kondisi yang sehat.
Tidak hanya itu, tindakan sunat dilakukan di ruangan yang bersih, Â penerangan yang cukup, serta alat medis yang memadai dan steril, khususnya di tengah pandemi seperti saat ini.
Dikatakan, kegiatan sunatan massal ini, salah satu program CSR atau Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Â
"Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian BRI Finance terhadap kesehatan anak di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan BRILian Ways ke-8. Nahwa insan BRILian peduli terhadap masyarakat dan lingkungan," ujar Azizatun.
Kegiatan ini dibuat untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sunat bagi anak-anak mereka. Mengingat kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Febi, orangtua dari peserta sunatan massal, mengaku senang anaknya bisa ikutan sunatan massal. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya anaknya bisa disunat juga.
Terlebih saat pandemi Covid-19. Di saat keluarga berebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Jangankan untuk sunat anaknya, untuk makan sehari-hari saja perlu perjuangan.
"Senang dan berterima kasih sekali ada kegiatan ini. Semoga acara ini bisa terus dilakukan, peserta yang ikut bisa lebih banyak lagi," ujar Febi.
Sunat sendiri bagi umat Islam sesuatu yang diwajibkan bagi seorang laki-laki (dan perempuan).Â
Tujuan khitan (sunat) secara syariah selain mengikuti sunnah Rasulullah dan Nabi Ibrahim, juga untuk menghindari adanya najis pada anggota badan saat shalat.
Karena, tidak sah shalat seseorang jika ada najis yang melekat pada badannya. Dengan khitan, maka najis kencing yang ada di sekitar kulfa (kulub) akan jauh lebih mudah dihilangkan bersamaan dengan saat seseorang membasuh kemaluannya setelah buang air kecil.
Adapun manfaat khitan secara medis banyak. Selain lebih sehat juga untuk mencegah berbagai resiko penyakit. Antara lain menurunkan risiko terjadinya penyakit menular seksual dan infeksi saluran kemih.
Mengurangi risiko terjadinya kanker penis dan kanker serviks pada pasangan. Membuat kesehatan penis lebih terjaga, karena penis yang disunat lebih mudah dibersihkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H