Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stunting di NTT Masih Tinggi, UI Edukasi Warga Manfaatkan Pangan Lokal Penuhi Gizi Anak

9 November 2021   18:01 Diperbarui: 9 November 2021   18:05 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka stunting di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tinggi. Angkanya sekitar 15,1% dari jumlah balita yang diukur. Secara keseluruhan di provinsi ini angka stunting juga masih tinggi.

Bahkan, menduduki peringkat stunting tertinggi se-Indonesia yang mencapai 43 persen. Bisa dibilang menjadi salah satu penyumbang terbesar angka stunting di Indonesia.

Tingginya anak balita stunting di wilayah ini disebabkan oleh faktor kurangnya asupan gizi. Banyak ibu hamil tidak memberikan asupan gizi yang baik sehingga melahirkan anak dengan postur tubuh kerdil.

Minimnya pengetahuan para ibu mengolah pangan bergizi menjadi salah satu sebabnya. Padahal, makanan bergizi itu tidak berarti mahal. Bisa didapatkan dari tanaman lokal yang tersebar di pekarangan rumah.

Begitu setidaknya temuan 6 dosen dari multidisplin ilmu -- Program Studi Humas, Program Pendidikan Vokasi dan Depatemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat melakukan pengabdian masyarakat di sana.

Para dosen yang tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat UI, ini pun telah menuntaskan program "Bergizi dari Bumi Kami", di Kantor Bupati, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada Selasa (26/10/2021).

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Pijar Suciati S.Sos., M.Si, yang juga Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi UI, menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan fisik maupun otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

"Anak stunting akan lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir," ujarnya saat "melaporkan" hasil program "Bergizi dari Bumi Kami", Sabtu (6/11/2021).

Ia menjelaskan, stunting disebabkan oleh rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya asupan vitamin dan mineral, serta minim dalam konsumsi sumber protein hewani dalam jangka panjang.

"Ini adalah keadaan gangguan pertumbuhan pada anak, yang mengakibatkan tinggi badan lebih pendek dibanding anak-anak seusia yang sehat. Ini kondisi serius yang terjadi saat seseorang tidak mendapatkan asupan bergizi dalam dalam jumlah yang tepat dalam waktu yang lama," jelasnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun