Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Manfaat Mengikuti Pelatihan Menjahit

3 November 2021   20:47 Diperbarui: 3 November 2021   21:39 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lurah  Pondok Jaya, Mulyadi, S.Ag (tengah) saat membuka pelatihan yang diikuti warganya (dokumen pribadi)

Selama tiga hari ini (2-4 November 2021), saya mengikuti pelatihan menjahit yang diadakan Kelurahan Pondok Jaya. Tempat pelatihan di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Nurul Huda Al Uulaa, di jalan Gandaria 1, Ratujaya, Depok, Jawa Barat. 

Setiap RT hanya bisa diwakili satu warganya untuk mengikuti pelatihan ini. Karena saya berminat ikut pelatihan, ibu RT pun "menunjuk" saya. Jadi, ada sekitar 15 peserta yang mengikuti pelatihan menjahit ini. Dan, semuanya perempuan! Pelatihan ini sendiri tidak dikenai biaya alias gratis.

Mengapa saya tertarik mengikuti pelatihan menjahit? Karena sejatinya saya memang senang saja menjahit. Ini adalah hobi saya yang terabaikan dan tidak tersalurkan dengan baik. 

Awal kesukaan saya dengan menjahit ketika SMP ada pelajaran PKK. Kalau tidak salah singkatan dari Pendidikan Keterampilan Keluarga. Nah, waktu itu diajarkan menyulam dan menjahit tanpa mesin. 

Saat praktik menjahit, diajarkan bagaimana membuat pola, memotong, dan menjahit pola. Waktu itu, praktik membuat seragam rok biru, yang kemudian saya pakai ke sekolah. Senang saja saya bisa bikin rok sendiri. 

Sejak itu, mulailah tumbuh benih-benih ketertarikan saya pada jenis keterampilan ini. Saya mulai bikin baju sendiri, meski butuh waktu agak lama karena menjahit tidak menggunakan mesin jahit, tetapi pakai tangan.

Beberapa kali saya juga menerima jahitan ketika ada teman kampus melihat hasil baju bikinan saya. Waktu itu, di rumah ada mesin jahit hasil "barter" karena kawan ayah saya tidak sanggup membayar utangnya.

Sayang, hobi ini tidak tersalurkan dengan baik hingga sekarang di usia saya yang tidak muda lagi. Itu sebabnya, ketika ada program pelatihan menjahit saya langsung menawarkan diri untuk menjadi peserta. 

Tidak dipikirkan lagi apakah jadwalnya akan bentrok dengan agenda pekerjaan saya. Pelatihan ini, menurut saya, sangat bermanfaat. Meski dibilang terlambat karena faktor usia, tapi ini tetap bisa menjadi bekal di hari tua saya.

Pelatihan hari pertama dibuka oleh Lurah Pondok Jaya, Mulyadi, S.Ag. Ia mengatakan, kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan warga agar bisa berdaya guna. Terlebih di masa pandemi Covid-19. Minimal, bisa menjahit bendera, katanya berseloroh.

"Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Tidak ada larangan bagi perempuan atau istri untuk bekerja membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga. Dari pelatihan ini, ibu-ibu bisa menciptakan wirausaha baru," katanya.

Dalam pelatihan ini, kata lurah, peserta dibekali dengan berbagai keterampilan menjahit. Mulai dari membuat pola, cara mengukur, menggunting pola hingga teknik menjahit. Karena itu, dari pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan kemandirian warga. 

Para peserta, termasuk saya tentunya, sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Selain menambah wawasan, keterampilan menjahit juga bisa menjadi modal usaha sampingan. Kalau sudah mahir dan terbiasa, tidak tertutup kemungkinan akan membuka usaha menjahit. Iya, kan?

Pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok saat memberikan pengarahan (dokumen pribadi)
Pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok saat memberikan pengarahan (dokumen pribadi)

Pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok, yang hadir memberikan arahan, menyampaikan Disperindag akan memberi kemudahan bagi masyarakat yang ingin memulai usaha sebagai pelaku UKM di Depok. 

"Bagi pemula, bisa menjadi mitra binaan kalau punya usaha selama 2 tahun. Dengan menjadi anggota binaan, pelaku usaha bisa mendapatkan berbagai macam pelatihan secara berjenjang. Karena itu, gali ilmu sebanyak-banyak dari pelatihan ini," kata petugas, yang memperkenalkan dirinya bernama Iyus. 

Ia mengingatkan, ketika mulai berusaha, sebisa mungkin memodifikasi dengan ciri khas Kota Depok. Misalnya, memodifikasi dengan Batik Depok. Namun, komposisinya 60 persen Batik Depok, 40 persen bahan polos.

"Jadi, modifnya jangan hanya di lengan saja atau di leher saja. Komposisinya harus 60 persen. Dengan cara seperti ini, kita turut memperkenalkan Batik Depok. Bisa dilihat lebih detil mengenai Batik Depok di Dekranasda Kota Depok di Balaikota," tambahnya.

Ia juga meminta para peserta untuk lebih mengedepankan ketelitian saat menjahit. Luruskah? Rapikah? Daripada menjahit cepat tapi tidak rapi jelas akan mengurangi mutu jahitan dan mutu produk. 

"Oh iya, menekuni usaha kreatifitas harus tekun dan sabar. Jangan baru beberapa bulan, lalu bosan, terus berganti usaha yang lain. Harus fokus agar hasil yang didapatkan maksimal. Tidak apa-apa harus trial and error," katanya.

Neneng, yang menjadi instruktur pelatihan, menyampaikan ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari belajar atau mengikuti pelatihan menjahit. Setidaknya, berkaca pada pengalamannya. Ia yang lulusan SMK jurusan Tata Busana hingga kini merasakan benar manfaatnya. 

Para peserta saat menerima peralatan menjahit secara simbolis (dokumen pribadi)
Para peserta saat menerima peralatan menjahit secara simbolis (dokumen pribadi)

Apa saja manfaatnya?

1. Membuat kita lebih mandiri karena kita bisa menjahit baju sendiri. Tentunya ada kebanggaan dan kepuasaan tersendiri tentunya jika memakai baju hasil jahitan sendiri. 

2. Lebih hemat. Baju buatan sendiri lebih hemat daripada membeli baju yang ada di mal, gerai, pasar.  Coba pikirkan dengan bahan baju yang sama, kita berkreasi, akan menghasilkan satu baju yang cantik. Jadi, buat apa bayar mahal kalau bisa bikin sendiri? Harga baju Rp200.000 di toko, misalnya, jika kita bikin sendiri mungkin biayanya hanya separuhnya. Hemat, bukan?

3. Baju tidak kembaran dengan yang lain. Bertemu dengan seseorang yang memakai baju yang sama dalam suatu kesempatan mungkin menjadi peristiwa yang memalukan. Terlebih jika berada dalam suatu pesta. Berbeda halnya jika kita memakai baju buatan sendiri, dijamin tidak kembaran dengan yang lain.

4. Mengasah kreatifitas. Menjahit dengan menggunakan mesin jahit atau jahitan tangan, menuntut kreativitas.  Dengan belajar menjahit, kita juga akan lebih kreatif untuk mengembangkan berbagai ide yang semakin memperkuat ciri khas produk fashion kita.

5. Menambah penghasilan. Dengan keterampilan menjahit yang kita miliki, kita bisa memulai usaha menerima jahitan. Dengan begitu, bisa menambah penghasilan buat kita. Percaya tidak, banyak usaha pakaian jadi dan butik terkenal yang berawal dari mesin jahit milik sendiri. 

6. Bisa menjahit sendiri baju atau celana yang robek, tidak harus pergi ke penjahit. Bahkan bisa mengkreasikan baju atau celana robek menjadi fashion yang cantik. Bisa juga memoles baju lama menjadi kekinian.

7. Belajar dari profesional. Saat ikut pelatihan atau kursus kita pasti diajar oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Ini menjadi kesempatan buat kita untuk menggali keterampilanmu dalam-dalam, seperti teknik-teknik sulit yang tidak kita dapatkan di sekolah.

Demikian laporan saya di hari pertama pelatihan. Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun