Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mencari Jejak Wiji Thukul

31 Oktober 2021   18:44 Diperbarui: 1 November 2021   06:16 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemain di film ini yaitu Fajar Merah, Fitri Nganthi Wani, Siti Dyah Sujirah (Sipon), Gandhi Asta, Lintang Bumi, dan Yanuar Arifin.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

"Pembuatan film Nyanyian Akar Rumput ini untuk merawat ingatan generasi muda atas kasus penghilangan paksa Wiji Thukul. Film ini disajikan dengan gaya lebih popular, dan menjadi salah satu media yang relevan untuk menyampaikan informasi kepada generasi muda," terang Yuda Kuriawan, sang sutradara film tersebut, usai nobar.

Ketua Jaker, Tri Okta Sulfa Kimiawan, mengamini bahwa film ini mengajarkan pada generasi muda, di negeri ini pernah dipimpin oleh pemerintahan otoriter yang suka bertindak represif terhadap rakyat yang berani menentang penguasa. Untuk menumbangkan rezim otoriter butuh pengorbanan besar.  

"Nyawa rakyat menjadi taruhannya. Wiji Thukul salah satu korban dari tindakan kekerasan yang dilakukan pemerintahan otoriter Orde Baru. Ini menjadi pelajaran kita bersama. Indonesia tidak boleh lagi dipimpin oleh pemerintahan yang otoriter," tandasnya.

Film yang diproduksi Rekam Docs ini telah dirilis serentak di bioskop  pada 16 Januari 2020. Dengan ditayangkannya film ini di bioskop, mengubah pandangan masyarakat yang selama ini mengganggap film dokumenter sulit diputar di bioskop. Publik terlanjur beranggapan film dokumenter adalah film yang berat dan harus mikir. 

Kiprah Wiji Thukul juga difilmkan dengan judul 'Istirahatlah Kata-kata' garapan Yosep Anggi Noen. 

Usai menonton mengenai perjalanan Wiji Thukul, acara dilanjutkan dengan diskusi bertajuk "Mencari Jejak Wiji Thukul" Menghadirkan beberapa narasumber. Selain sang sutradara, ada Mangapul Silalahi (Pengurus DPN Barikade 98), Fenita Budiman (Jaringan Nakes Indonesia), Dewi Nova (Penyair), Jane Rosalina (Kontras) dan moderator Ernawati (Suluh Perempuan). 

Acara diskusi dimeriahkan dengan pembacaan puisi dari dua penyair nasional, yaitu Harris Priadie Bah dan Marlin Dinamikanto. 

Kegiatan ini, sebagai bentuk melawan lupa bahwa ada kasus pelanggaran HAM yang belum terungkap atau memang sengaja dikuburkan? Dari kegiatan ini menuntut pemerintahan untuk melanjutkan penyelidikan terhadap para aktifis yang hilang, termasuk Wiji Thukul. 

Selama 25 tahun ini para aktifis yanh hilang itu belum juga tersibak jejaknya. Apakah ia masih hidup atau mati. Kalau masih hidup di manakah keberadaannya, kalau memang sudah tewas di manakah kuburnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun