Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Tahsin, Ragam Hukum Bacaan Gharib

30 Oktober 2021   20:26 Diperbarui: 31 Oktober 2021   12:15 4955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh bacaan saktah di surat Yaasin, 36 ayat 52 (dokumen pribadi)

Sabtu (30/10/2021) pagi, jadwal saya belajar tahsin, yaitu cara membaca Alquran dengan  baik dan benar sesuai tajwid. Kali ini, pembelajaran dilakukan secara online, bukan offline. Pembagian jadwalnya, 3 kali online, 1 kali offline.

Alhamdulillah...buku materi Mutqin "Panduan Mudah & Tepat Membaca Al-Qur'an" yang disusun Rumah Tajwid Indonesia, sudah saya tuntaskan hari ini. Itu berarti, belajar tahsin berikutnya bukan lagi memakai buku materi, tetapi Alquran.

Dalam pelajaran tahsin kali ini, saya mencatat tentang ragam hukum membaca Alquran yang masuk ke dalam kategori bacaan gharib. Gharib sendiri artinya tersembunyi atau samar atau sesuatu yang tidak dikenal, sesuatu yang aneh, sesuatu yang sulit dimengerti atau sulit dipahami.

Maka menjadi wajar, jika bacaan-bacaan yang ada di dalam gharib hanya bisa ditemukan satu contoh saja di dalam Alquran atau beberapa, tetapi sangat sedikit.

Itu sebabnya, bacaan gharib perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar. Meskipun tidak banyak buku tajwid yang membahas hukum ini, umat muslim sudah semestinya memahami hukum bacaan gharib.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kata Ustadzah Zahra Faiza, guru tahsin yang mengajari kami, di dalam Alquran terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa. Bukan karena ada kesalahan atau mengada-ada, melainkan lebih kepada mengikuti bagaimana Rasulullah membaca Alquran.

Sebagaimana kita pahami dan yakini, Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad. Karena itu, kita harus membaca Alquran sebagaimana Rasullullah membacanya.

Bacaan gharib ini sudah dimulai sejak turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali yang disertai dengan pembacaan sempuna dari pembawanya, yaitu Malaikat Jibril.

Karena itu, kita harus mempelajari tata cara bacaannya agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca ayat Alquran. Salah membaca berarti salah pula artinya, tidak pada semestinya.

"Tentang gharib ini, apa yang ada di dalam buku mutqin kita belajar sesuai dengan riwayat Al Hafsh dari 'Ashim jalur asy Syatibiyah. Di riwayat lain selain jalur asyatibiyah, boleh jadi berbeda cara membacanya. Ada yang berbeda ada yang sama. Saya menyampaikan sesuai riwayat yang saya pelajari," terangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun