Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kiat (Ibu Rumah Tangga) Menghafal Al Quran

25 Oktober 2021   13:06 Diperbarui: 25 Oktober 2021   13:11 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini, yang sering kita lihat dan kita amati umumnya penghafal Alquran banyak dimonopoli kaum laki-laki. Lantas, apakah  perempuan bisa menjadi penghafal Alquran hebat, meski sekalipun berprofesi sebagai ibu rumah tangga atau pekerja?

Kalau berkaca pada pengalaman ustadzah Endah Suryaningsih -- guru Rumah Tajwid Indonesia, jawaban atas pertanyaan itu, pasti bisa! Selama memang ada kemauan, semangat, motivasi, dan keyakinan, insyaa Allah diberi kemudahan.

"Kecintaan saya pada Alquran ketika saya masih kelas 3 SMP, yang pada saat itu bacaan saya belum benar, tapi tiba-tiba saja ada keinginan lebih dekat dengan Alquran setelah membaca arti-artinya, yang ternyata memang ini menjadi pegangan hidup kita," kisahnya.

Minggu (24/10/2021) malam, ia dihadirkan menjadi narasumber dalam "Bincang Santai Berbagi Kisah: Proses Ibu Rumah Tangga Menuju Hafidzah", secara virtual, yang diadakan Indonesian Muslim Society of America, IMSA - Sister. Organisasi nonprofit yang mewadahi muslimah Indonesia yang tinggal di Amerika dan Canada.

Ustadzah Endah melanjutkan, banyak hal yang menyentuh yang ia rasakan ketika bersama Alquran. Itu yang membuatnya memiliki ikatan cinta terpendam pada Alquran. Rasa cinta pada Alquran tanpa disadarinya diam-diam ditanamkan Allah ke dalam dirinya.

Oh iya, kecintaannya pada Alquran, juga dibuktikan saat ijab qabul ia hanya meminta mahar hapalan 30 juz dari suaminya. Baginya, ini adalah hadiah yang sangat bernilai, yang tidak bisa dinilai oleh materi apapun.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Seiring pertambahan usia dan pendidikan, suatu ketika, ia akhirnya bertemu dengan Ustadz Hartanto Saryono LC Al-Hafidz, Pendiri Pusat Pendidikan Al-Qur'an "Rumah Tajwid" pada 2008.

Awalnya, ia dan sahabatnya hanya ingin belajar Alquran, tidak terbersit menjadi seorang penghapal Alquran. Namun, dalam perjalanannya, ia malah didik untuk menghafal Alquran.

Allah pun memberinya kemudahan sehingga ia  menjadi hafidzah 30 juz dalam waktu 5 tahun. Saat itu, ia ditargetkan dalam 1 tahun mampu menghafal 7,5 juz. Ia pun diminta untuk mengajar di sana.

Baginya, ini menjadi pertanda bahwa Allah ridho atas apa yang dilakukannya. Ini adalah satu karunia Allah yang tiada tara bisa menghafal Alquran ketika dirinya sudah memiliki tiga anak yang waktu disibukkan dengan mengurus anak-anak.

Ia juga selalu mengulang-ulang bacaannya saat mengerjakan pekerjaan domestik. Memasak, mengurus anak-anak, dan lain-lain. Semuanya tidak menjadi halangan baginya. Allah menuntunnya begitu saja sehingga memudahkannya menjadi penghafal Alquran.

Alhamdulillah sejauh ini, ia mendapat dukungan dari suami selama urusan rumah tangga dan anak-anak bisa dijalani dengan baik. Di awal pernikahan, memang sudah ada kesepakatan untuk membolehkan dirinya belajar lebih jauh mengenai Alquran. Dan, kesepakatan ini selalu diingatkan kembali pada suami.

Lantas bagaimana bisa seorang ibu rumah tangga dengan waktu kerja 24 jam bisa meluangkan waktu menghafal Alquran? Bukankah waktunya sudah disibukkan oleh  urus tiga anaknya yang masih kecil, melayani suami yang berprofesi wartawan,  dan pekerjaan rumah tangga lainnya?

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Ia menyadari menghafal Alquran menjadi tantangan tersendiri bagi ibu rumah tangga. Ia pun memberikan sejumlah tips atau lebih tepatnya nasihat (yang juga dijadikan nasihat bagi dirinya) agar ibu rumah tangga selalu semangat menghafal Alquran.

1. Jangan pernah berprasangka buruk bahwa kita terlalu sibuk untuk menghafal Alquran. Jangan berpikiran tidak punya waktu untuk menghafal dengan alasan harus mengurus suami, anak, dan lain-lain. Pikiran-pikiran semacam ini tidak akan diridhoi oleh Allah Swt.

Prasangka inilah yang menjadi kendala utama bagi ibu rumah tangga dalam menghafalkan Alquran. Berprasangka baiklah bahwa orang yang berjuang untuk Allah pasti akan dimudahkanNya.

2. Jangan pernah berpikir kita tidak punya bakat menghafal Alquran. Karena sejatinya, semua orang punya bakat, punya  rasa ghibtoh (iri) juga terhadap orang yang hafal Alquran.

Mari membiasakan diri mendengar taujih tentang Alquran, senang berlama-lama dengan Alquran yang sampai bisa berjam-jam membaca Alquran, asyik saat berkhalwat dengan Alquran, dan senang berteman dengan para penghafal Alquran (ash shuhbah ash sholihat).

3. Jangan menghafal Alquran niatnya untuk dunia. Karena sesungguhnya semua amal akan dibalas sesuai niatnya. Lantunkan doa yang sering dipanjatkan Rasulullah Saw,  "Allahumma laa taj'aliddunya akbaro hammina walaa mablagho 'ilmina". Yang artinya, ya Allah, jangan jadikan dunia sebagai cita-cita terbesar kami dan pencapaian akhir ilmu kami.

4. Ingatlah selalu menghafal Alquran adalah aktivitas paling berharga, nikmat, dan asyik, karena di dalamnya ada tadabbur. Menghafal adalah mengulang-ulang ayat Alquran dan surat yang akan kita hafalkan. Dalam proses menghafal ini akan muncul detik-detik mustajab. Kita akan merasa ayat-ayat tersebut 'berbicara' kepada kita. Inilah yang memunculkan rasa takut kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam QS az-Zumar, surat ke-39, ayat 23, "Allah telah menurunkan sebaik-baik perkataan, yaitu Alquran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang; gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian kulit dan hati mereka menjadi tenang pada waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang mampu memberikan petunjuk kepadanya."

5. Berilah waktu khusus untuk Alquran, bukan waktu sisa dan tetapkan target harian. Bagi waktu menjadi tiga: menghafal, murajaah hafalan lama, dan terakhir murajaah hafalan baru.

Misalnya, satu jam sebelum subuh hingga 1 jam setelah subuh untuk menghafal baru. Lalu waktu antara Maghrib-Isya untuk murajaah hafalan lama, dan satu jam setelah Isya untuk murajaah hafalan baru. Hafalan bisa kita ulang saat shalat.
Prioritaskan waktu ini. Jangan lakukan hal yang lain sebelum target ini tercapai.

6. Banyaklah berdoa sebelum, ketika dan setelah menghafal Alquran. Berbicaralah kepada Allah. Mengadu dan menangislah kepada Allah ketika mulai merasa jenuh dan sulit pada satu bagian ayat atau surat. Tidak harus dalam bahasa Arab. Menggunakan bahasa sehari-hari pun tidak apa-apa.

InsyaAllah setelah itu perasaan akan menjadi lega, pikiran akan menjadi terang dan proses menghafal akan menjadi lebih mudah. Perasaan ini hanya Allah berikan kepada hamba-Nya yang ikhlas dan bersungguh-sungguh.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Namun, ia mengingatkan sebelum menghafal Alquran kita harus mengenal lebih dahulu apa yang akan kita hafalkan. Apa nama suratnya, apa artinya. Dikenali dulu, diakrabi dulu. Mau menghafal tapi kita tidak tahu urutan nama-nama surat dalam Alquran. Mulai dari nama surat pertama hingga surat terakhir.

Jadi, harus familiar dengan apa yang akan dihapalkan. Kalau tidak, ya tidak akan bisa-bisa. Perlu dicamkan, tilawah itu penting. Tidak perlu ditargetkan. Biarlah itu menjadi urusan kita dengan Allah. Yang penting tilawah kita berkualitas dan diridhoi di sisi Allah.

Ia juga mengingatkan untuk menghafal Alquran tidak bisa sendiri. Harus ada guru yang mendampingi, yang mengoreksi bacaan kita kalau salah. Karena menghafal itu harus menyetor bacaan pada guru.

Pastikan jangan berganti-ganti guru karena akan menyulitkan guru untuk mengetahui sejauh mana progres yang kita jalani. Kalau ada sesuatu yang mengganjal, sebaiknya disampaikan, dibicarakan, agar ada solusi.

Bagaimana? Tergerak untuk menjadi penghafal Alquran? Saya sendiri baru dalam taraf mengakrabi Alquran dengan mengikuti kelas tahsin yang diajarkan guru Rumah Tajwid Indonesia, yang sudah saya jalani selama hampir 2 tahun ini.

Semoga dengan belajar tahsin bacaan Alquran saya sudah baik dan benar, yang saya praktikkan usai shalat subuh. Targetnya bukan lagi cepat khatam, melainkan semakin baik bacaan Alquran. Saya berharap bisa lanjut ke taraf berikutnya: menghafal Alquran.

Wallahu 'alam bisshowab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun