Ketika obat tidak membantu atau nyeri masih menetap, maka dokter akan menganjurkan langkah berikutnya untuk menyembuhkan nyeri akibat trigeminal neuralgia dengan metode PRFR atau Percutaneous Radio Frequency Rhizotomy.
PRFR atau juga bisa dipakai dengan istilah radiofrekuensi ablasi dapat menjadi salah satu solusi pada nyeri wajah sebelah trigeminal neuralgia.
Kata rhyzotomy sendiri, terdiri dari dua kata, 'rhyzo' artinya akar dan 'tomy' artinya memutus/mematikan/merusak.
Jadi, ini adalah salah satu bentuk interventional pain management (IPM) yang dilakukan dengan mengalirkan gelombang panas radiofrekuensi ke cabang saraf trigeminal sesuai dengan daerah wajah yang mengalami nyeri.
Cara kerja radiofrekuensi ablasi ini, gelombang panas (thermal) yang dihasilkan arus listrik akan memblokir rasa nyeri agar tidak dialirkan melalui saraf ke otak sehingga penderitanya tidak lagi merasakan nyeri pada wajahnya.
Gelombang radiofrekuensi ini dihasilkan oleh alat khusus dan dihantarkan melalui jarum yang juga didesain secara khusus ke cabang saraf trigeminal yang berada pada dasar tengkorak dengan panduan alat fluoroskopi (X-Ray).
"Pada kasus trigeminal neuralgia ini, rhizotomy dilakukan pada cabang saraf trigeminal di dasar tulang tengkorak untuk mematikan sebagian kecil bagian saraf yang bertanggung jawab menghantarkan sensasi nyeri ke otak sehingga nyeri tak dirasakan lagi," jelas dr. Mustaqim.
Teknologi ini memiliki tingkat keberhasilan yang cukup baik mengingat keunggulan PRFR ini bersifat selektif. Artinya, dokter dapat memilih cabang saraf trigeminal yang mana yang akan 'dimatikan' sehingga nyeri pun hilang.
Nyeri wajah sebelah trigeminal neuralgia bisa sembuh dengan PRFR. Teknologi ini dapat menjadi pilihan bagi penderita nyeri wajah sebelah yang enggan atau takut melakukan tindakan bedah setelah menimbang risiko operasi. Terlebih jika pasien pernah terapi bedah namun gagal sehingga memunculkan trauma.
"Dan pada kasus serangan nyeri akut yang hebat yang perlu penanganan segera maka tindakan PRFR ini bisa menjadi solusi," paparnya.
Selain tanpa bedah, keuntungan dengan tindakan PRFR ini antara lain risiko relatif lebih rendah dibandingkan tindakan pembedahan, prosesnya cepat, tanpa rawat inap, hemat biaya atau biaya lebih terjangkau, dapat segera dilakukan, serta hanya memerlukan sarana yang lebih sederhana.