Dikutip dari situs resmi TMII, tamanmini.com, museum ini dibangun atas gagasan Ibu Tien Soeharto sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan atas peran serta dukungan masyarakat Indonesia dan mancanegara terhadap pemerintah.Â
Ruang utama museum berisi beraneka jenis cendera mata, seperti dari para kepala negara asing dan diplomat. Salah satu cendera mata yang dipamerkan adalah patung Bali yang terbuat dari susunan koin Cina dan replika Peraduan Putri Cina berbahan batu giok.
Di ruang perjuangan yang berada di sisi barat bangunan utama berisi berisi relief perjalanan hidup Presiden Soeharto dari lahir hingga periode ke-5 menjabat sebagai presiden. Di sebelah utara ada ruang khusus yang menyimpan berbagai tanda kehormatan, seperti lencana, bintang kehormatan, dan selendang.Â
Museum Nasional
Lokasinya begitu strategis. Depannya ada taman Monas atau Monumen Nasional. Untuk ke sini dengan menggunakan bus Transjakarta, tinggal turun di Halte Monas, lalu menyeberang deh.
Ini adalah museum yang paling sering saya singgahi karena pekerjaan saya banyak berelasi dengan kementerian yang ada di sekitar Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
Ada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Jadi, sambil berjalan kaki, saya mampir ke Museum Nasional.
Museum ini sangat dikenal kalangan masyarakat, karena dekat juga dengan Istana Negara, Medan Merdeka Barat, dan Radio Republik Indonesia. Masyarakat yang akan ke sini, tidak akan tersesat deh. Lokasinya strategis banget.
Di halaman depan museum terdapat patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada 1871. Itu sebabnya, masyarakat lebih sering menyebut Museum Nasional dengan "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah".Â
Dulu, saya sempat bingung, kenapa Museum Nasional lebih sering disebut Meseum Gajah, ternyata karena alasan tersebut hehehe...