Kajian Islam Ahad Subuh (KISAH) masjid Al-Ihsan Permata Depok, Ahad (3/10/2021), melanjutkan tafsir surat Al Ma'arij, yang sempat tertunda karena PPKM level 4. Kali ini, mengupas ayat 36 hingga ayat terakhir, ayat 44.Â
Adapun Al-Ma'arij artinya kedudukan yang tinggi atau derajat-derajat para penghuni surga. Ini adalah surat ke-70 yang berarti tempat naik yang diambil dari perkataan Al Ma'arij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini.Â
Baca juga: Tafsir Surat Al Ma'arij Ayat 1-7, Azab Itu Begitu Dekat
Sebelum kajian dimulai, ustadz H. Dr. Ahmad Badrudin, Lc, MA Alhafidh membaca Alquran ayat-ayat tersebut bersama jamaah masjid usai shalat subuh berjamaah. Saya sendiri mengikuti kajian secara online.
Jika diartikan sebagai berikut ayat per ayat:
36, Maka mengapa orang-orang kafir itu datang bergegas ke hadapanmu (Muhammad)?
37, dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?
38, Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang penuh kenikmatan?
39, tidak mungkin! Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui
40, Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti mampu,
Ayat 36-40Â mengisah orang-orang musyirikin Mekkah berkumpul di sekitar kediaman Nabi SAW untuk mengikuti majelis beliau. Namun, tujuan mereka bukanlah untuk mencari kebenaran atau mengimani risalah yang dibawa oleh Nabi, tetapi bertujuan untuk mendustakannya dan mengolok-oloknya.Â
Ketika Nabi Muhammad membaca Alquran orang-orang kafir itu mengelilingi Nabi dengan berkelompok-kelompok. Apa pun yang dilakukan Nabi Muhammad ini selalu menarik perhatian mereka.Â
Itu sebabnya, mereka selalu ingin dekat. Sengaja datang. Bukan karena kagum atau menghayati Alquran melainkan untuk mengejek Nabi. Selalu menghalangi dakwah Nabi. Baik dengan mengolok-olok maupun dengan cara lainnya.
Mereka mengejek bahwa merekalah yang pantas masuk surga. Lalu Allah SWT menegaskan tidak mungkin orang-orang kufur tersebut bisa masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan abadi di dalamnya.Â
Orang kafir Quraisy mengklaim perbuatan mereka adalah baik dan mengira akan masuk surga. Â Pernyataan musyrikin Makkah ini jelas bertolak belakang. Dari awal mereka menolak adanya hari akhir, namun ketika Rasul saw menyampaikan bahwa kaum beriman akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat berupa kenikmatan surgawi, mereka menyanggah dan menyatakan mereka yang pertama akan memasukinya.Â