Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yuk, Kenali Faktor Resiko dan Gejala Aneurisma Otak

17 September 2021   11:11 Diperbarui: 17 September 2021   11:23 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Umumnya sebelum pecah aneurisma tidak bergejala, sehingga dianjurkan untuk melakukan brain check- up secara rutin. Ini penting dilakukan untuk mencegah aneurisma yakni kondisi dinding pembuluh darah otak melebar atau menonjol," katanya. 

Beberapa jenis aneurisma juga dapat terjadi setelah cedera kepala (membedah aneurisma) atau dari infeksi darah tertentu (aneurisma mikotik).

Ia berharap dengan hadirnya Aneurysm Awareness Month ini, masyarakat lebih aware akan penyakit ini dan mau melakukan pemeriksaan brain check-up secara rutin. Dengan begitu, kasus-kasus aneurisma otak di Indonesia dapat ditangani sebelum pecah dan membantu mencegah kecacatan dan kematian akibat penyakit ini.

Untuk mengevaluasi secara detail kelainan pembuluh darah otak ini, seringkali membutuhkan pemeriksaan DSA (Digital Subtraction Angiography). Hasil dari pemeriksaan ini dapat membantu menentukan jenis terapi terbaik untuk menangani kasus aneurisma ini. 

Menurutnya, selain meningkatkan awareness, kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia juga harus ditingkatkan agar dapat mendeteksi dini, melakukan edukasi pencegahan, dan penanganan komprehensif aneurisma terutama pada penderita yang telah mengalami pecahnya aneurisma otak.

Tidak Selalu Berujung pada Kematian, tapi...

Meski aneurisma tidak selalu berujung pada kematian, namun dampaknya juga tidak ringan. Terutama kualitas hidup penderitanya karena mengalami kecacatan. Tentu saja butuh biaya besar karena menyangkut perawatan, tenaga, obat. 

Keluarga juga ikut terdampak, terutama sisi psikologis dan ekonomi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga. Itu sebabnya, masalah aneurisma otak ini harus dipahami oleh setiap orang.

Menurutnya, penanganan aneurisma dapat dilakukan dengan beberapa metode. Di antaranya, operasi bedah mikro (clipping aneurisma) atau dengan coiling aneurisma.

Coiling aneurisma tergolong teknik minimal invasif endovaskular dan menjadi pilihan penanganan aneurisma selain operasi bedah mikro.

Bisa juga dengan menggunakan teknologi minimal invasif (endovaskular) untuk tatalaksana aneurisma.  Salah satu perkembangan terkini yaitu pemasangan Cerebral Flow Diverter untuk pengobatan aneurisma yang angka keberhasilannya sangat tinggi hingga 95%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun