fuyunghai. Itu lho makanan chinese. Makanan berbahan dasar telur yang dicampur dengan berbagai macam daging, sayuran, atau seafood. Bahan-bahan ini digoreng atau didadar hingga kuning keemasan.
Anak kedua saya minta dibuatkanMengapa anak saya minta fuyunghai? Karena sebelumnya sempat makan fuyunghai di rumah. Tapi ini hasil beli secara online.
Kebetulan, waktu itu ada kakak ipar dan anaknya berkunjung ke rumah. Kami lantas makan siang dengan fuyunghai ini dan capcay.
Anak saya ini baru pertama kali mencicipi fuyunghai. Katanya sih enak. Lantas, ia berpesan besok-besok bikin fuyunghai.
Saya sendiri baru pertama kali juga makan makanan ini. Padahal, fuyunghai jenis makanan China yang paling populer. Hahaha... norak banget saya.
Kalau saya amati sih ini mah telur dadar biasa hanya isinya daging. Ya mirip-mirip omelet, lalu dikasih saos. Kalau saya cicipi saosnya terbuat dari saos tomat yang dikasih air, dibumbui deh. Ah, ini mah gampang bikinnya, begitu batin saya.
Oke, mari saya praktikkan apakah segampang bayangan saya?
Saya siap-siapkan dulu bahan-bahannya:
100 gram daging ayam cincang
2 butir telur ayam
2 siung bawang putih, iris-iris
1 buah wortel, iris korek api
1 batang seledri
1 sdm kecap manis
2 sdm saus tomat
1 sdm tepung maizena
150 ml air
garam secukupnya
merica putih bubuk
minyak goreng
Cara membuat
1
Kocok telor sampai rata dalam wadah, lalu masukkan daging ayam cincang. Bubuhkan garam dan merica.
2
Panaskan sedikit minyak, goreng dengan api kecil sampai kecokelatan. Sisihkan.
3
Tumis bawang putih sampai harum. Masukkan wortel, air, saus tomat, kecap manis, garam dan merica. Tambahkan daun seledri. Kentalkan dengan maizena.
4
Siramkan di atas telur. Sajikan.
Tara...jadilahlah fuyunghai ala chef bunda Tety. Telur tidak hanya bisa dijadikan dadar atau mata sapi, melainkan juga jadi fuyunghai.
Fuyunghai yang terbuat dari telur dan campuran daging serta sayur ini menjadi menu sehat yang kaya protein untuk santap siang.
Apakah enak saudara-saudara fuyunghai bikinan saya ini? Kalau di lidah saya sih is okey. Entah di lidah anak dan suami. Saya pun melakukan test food.
"Kak Najmu ini fuyunghainya sudah jadi. Cobain deh. Enak atau nggak?" kata saya ketika anak saya sudah siap-siap di meja makan.
"Enak. Lumayanlah," katanya setelah mencicipi. Sepotong fuyunghai habis dimakannya.
Tidak lama suami ikut bergabung di meja makan. Dari tadi suami memang sudah "teriak" lapar. Padahal, belum jam 12 siang. Tumben saja. Katanya sih karena dari tadi otak dipakai berpikir, jadi bawaannya lapar.
"Ini apa Bund?" tanyanya menunjuk fuyunghai. Di meja makan tersaji sayur sop bakso makaroni dan ayam panggang sambal saos, dan sambal goreng.
"Ini fuyunghai. Ceritanya fuyunghai," kata saya.
Fuyunghai atau Egg Fu Yung adalah hidangan dari telur. Awalnya dibuat dengan isian daging kepiting dan sedikit sayuran. Digoreng garing hingga renyah.
Dimakan dengan siraman saus asam manis yang dilengkapi dengan kacang poplong dan irisan wortel. Kemudian varian isinya beragam, dibuat sesuai selera dan bahan yang ada di dapur.
Suami lantas mencicipi. Katanya sih enak. "Enak Bund. Rasanya tidak beda jauh dengan fuyunghai yang kemarin dapat beli itu," kata suami.
Alhamdulillah. Berarti saya berhasil dong ya. Buat awal-awal mah tidak mengecewakanlah hehehe...
"Kita buka warung makan aja Bund," katanya.
"Wah belum siap buat menyajikan banyak orang. Waktunya dan tenaganya," jawab saya.
Begitulah suami saya, berangan-angan ketika pensiun nanti mau membuka warung makan. Yang masak, saya, katanya. Nanti dijajakan pakai mobil. Hehehe... Bermimpilah selama itu indah.
Selamat makan siang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H