Tadinya saya mau test antigen semua, tapi kata kawan saya penyintas Covid-19, tidak usah. Anggap saja positif semua karena pusat sumber penularannya ya di rumah saya. Terlebih saya yang tidak bergejala saja positif.
"Isoman aja semuanya. Di antigen juga pasti positif," katanya. Kalau dipikir-pikir, benar juga. Mending duit buat test antigen dialokasikan buat beli stok makanan, vitamin, susu, obat-obatan selama isoman.
isolasi mandiri di rumah. Saya dan anak kedua saya di lantai atas, suami dan dua anak saya di lantai bawah. Kebetulan di setiap kamar ada kamar mandinya.
Jadi, kami punAkhirnya, saya terkonfirmasi Covid-19 juga. Sepertinya memang sudah waktunya saja. Tinggal menunggu giliran. Sekarang giliran saya dan keluarga mengingat hampir sebagian besar tetangga saya sudah terkena Covid-19.Â
Terlebih kompleks rumah saya katanya sudah masuk zona merah. Cuma tidak diinformasikan saja supaya warga tidak stress atau ketakutan.
Biar tidak panik, saya dan suami mengingatkan anak-anak tidak perlu terlalu khawatir dengan Covid-19. Penyakit ini ya seperti batuk, flu, demam yang biasa kita rasakan. Tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Bedanya, selama 14 hari kita tidak boleh ke mana-mana. Di rumah saja. Setelah isoman kita akan melakukan tes PCR di Head Office Siloam Hospitals Group, Lippo Karawaci, Tangerang. Di kantor daddy kerja," jelas suami.
Pihak rumah sakit sih menyampaikan selama isoman, kalau merasa demam ya minum paracetamol, kalau batuk ya minum obat batuk, kalau merasa mual ya minum obat mual.
"Kalau tidak ada gejala ya tidak usah minum obat. Cukup minum air hangat dan vitamin saja. Konsumsi makanan bergizi. Tidak lupa untuk berjemur," katanya.
Saya pun menyampaikan kondisi saya dan keluarga ke pihak RT lalu diteruskan ke Puskesmas. Tidak lama pihak Puskesmas menghubungi saya dan menanyakan kondisi saya yang saya jawab baik-baik saja.
Pihak puskesmas juga memberikan panduan bagaimana isoman di rumah. Katanya, berikut ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat isolasi mandiri di rumah: