Yang harus diingat daya tampung di perguruan tinggi terbatas, maka wajar tidak lolos masuk dalam jurusan yang dipilihnya.Â
Data terakhir saja, SMA yang masuk perguruan tinggi negeri dari tahun ke tahun masih sekitar 30 persen. Artinya, yang 70 persen tidak perlu memaksakan diri untuk berkuliah karena daya tampungnya yang terbatas.
Jadi, tetap optimis karena gagal SBMPTN bukan menyangkut hidup mati kita. Gagal bukan berarti mutu diri tidak baik, semuanya baik, tapi ada yang lebih baik dari kita dan daya tampungnya yang terbatas.Â
3. Refleksi Diri
Lakukan refleksi diri setelah melihat nilai hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Berapa skor yang didapat. Ini untuk mengukur parameter kemampuan dan potensi diri.Â
Jika ada nilai mata pelajaran tertentu yang belum mencapai target, maka pelajari kembali mata pelajaran tersebut. Sehingga dalam seleksi selanjutnya, bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.
"Nilai ini adalah parameter konkrit yang mengukur kemampuan calon mahasiswa sebelum masuk ke perguruan tinggi. Jangan hanya mengandalkan perasaan cerdas dan bisa mengerjakan saja," tegasnya.
Ada 592.916 peserta yang tidak lolos SBMPTN. Ini bisa menjadi kekuatan untuk saling menyemangati atau untuk bisa saling belajar.Â
"Melihat dari jumlah peserta yang diterima ini, bisa disimpulkan bahwa kalian tak sendiri, dan ini peluang bagi teman-teman untuk belajar bersama," katanya.
Berbeda halnya ketika putus cinta, yang merasakan kita sendiri. Yang perlu diingat, yang mengalami kegagalan dalam SBMPTN bukan hanya sendiri tapi ada lebih dari 500 ribu orang yang juga tengah berjuang dan bangkit dari kegagalan.
"Artinya, tenang saja. Temannya banyak. Ya kalau galau-galau dikit okelah tapi kalau kita larut dalam kegalauan ya tidak ada solusi apapun," tuturnya.Â
5. Pilih jurusan sesuai kemampuan
Harus cerdas memilih jurusan dengan melihat hasil UTBK yang sudah ada. Pilih jurusan yang sesuai dengan standar nilai jurusan tersebut dan para pesaing yang ada. Jangan hanya berbekal feeling.