Dikatakan, manajer rumah sakit sebaiknya harus sering melihat berkembangan dunia luar seperti bisnis perbankan, hotel dan bisnis lainnya agar tidak tertinggal.
Ia pun meminta agar IAMARSI yang beranggotakan para tenaga ahli manajemen dan administrasi rumah sakit dari berbagai latar belakang perguruan tinggi bisa beradaptasi untuk meningkatkan tata kelola rumah sakit dan pelayanan kesehatan di Indonesia.
Anggota IAMARSI ini dengan beragam almamaternya. Namun, ia mengingatkan, dalam kepengurusan para pengurus harus melepas baju almamaternya. Tidak ada pengkotak-kotakan lulusan UI, UGM, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, atau perguruan tinggi lainnya.
Dia berharap, perkumpulan ini bisa meningkatkan tata kelola RS dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Ia pun mendorong para anggotanya untuk terus mengembangkan keahlian dan keilmuan. Karena sebagai organisasi profesi, salah satu tugasnya memelihara ilmu para anggotanya.
Terkait arahan ini, Ketua Umum IAMARSI, dr. Hariyadi Wibowo, SH, MARS, mengajak para anggota IAMARSI untuk bersatu padu berkontribusi membangun bidang kesehatan bangsa Indonesia.Â
Menurutnya, saat ini rumah sakit benar-benar mendapat sorotan terkait pelayanan kesehatan. Terutama saat terjadi pandemi Covid-19 yang semua perhatian terpusat pada layanan yang digelar di rumah sakit.Â
"Kita perlu bersinergi, berkonsolidasi agar ke depan, IAMARSI menjadi organisasi profesi yang setara dengan IDI, PDGI, dan lainnya, dalam rangka mewadahi teman-teman para manajer RS. Saya yakin kita mampu berperan dalam menyehatkan bangsa," jelas Hariyadi yang juga Ketua Umum IKAMARS FKM UI.Â
Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dr. Kuntjoro Adi Putranto, M.Kes, yang hadir dalam kesempatan itu, berharap kepengurusan IAMARSI ini dapat semakin memajukan RS di Indonesia, meningkatkan layanan, manfaat, dan kinerja keuangan RS.Â
"Persi dan IAMARSI harus terus bekerja sama, saling mengisi dan menguatkan untuk memajukan perumahsakitan Indonesia," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekjen II IAMARSI yang juga CEO RS Premier Bintaro, dr. Martha Siahaan, MARS, MHKes, mengatakan, rumah sakit harus berpikir out ox the box agar bisa bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19 dan serbuan teknologi yang kian maju.