Di dalam Alquran, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ysn ayat 40, "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit)."
Ayat ini menjelaskan terjadinya gerhana adalah ketika matahari, bulan, dan bumi berada di satu garis lurus.Â
Jika bulan menghalangi cahaya matahari ke bumi, maka itu adalah gerhana matahari. Jika bumi menghalangi cahaya matahari sampai ke bulan maka disebut dengan gerhana bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi.
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo'alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah." (HR. Bukhari no. 1044).
Ya, sebagaimana diberitakan Rabu (26/5/2021) malam ini terjadi Gerhana Bulan Total yang dapat diamati di seluruh wilayah.
Peristiwa yang disebut juga dengan khusuful qamar itu akan berlangsung sekitar pukul 18.09-20.51 WIB.
Gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Ketika gerhana bulan total terjadi, posisi Matahari, Bumi, Bulan sejajar sehingga membuat Bulan masuk ke umbra Bumi.
Berkaitan dengan hal ini, umat Islam pun diserukan untuk mengerjakan shalat sunah gerhana bulan. Tidak terkecuali di Masjid Al Ihsan Permata Depok, masjid yang berada di area kompleks perumahaan tempat tinggal saya.
Seusai shalat subuh berjamaah tadi subuh, memang disampaikan akan adanya pelaksanaan shalat sunah gerhana bulan. Shalat sunah 2 rakaat ini dikerjakan usai shalat Maghrib.Â
Shalat gerhana bulan dianjurkan dikerjakan secara berjamaah karena Rasulullah SAW mengerjakannya juga dengan berjamaah di masjid. Shalat ini dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat.Â
Yang disunnahkan hanyalah panggilan shalat dengan lafaz "As-Shalatu Jamiah" sebagaimana terkutip dalam hadist, "Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).
Seperti biasa, jamaah juga diingatkan untuk memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Jamaah juga sudah harus dalam keadaan berwudhu agar tidak terjadi kerumunan di tempat berwudhu. Selain itu, jamaah membawa sajadah sendiri.