Mengagumkan, bukan?
Karena itu, saya sangat berterima kasih kepada sekelompok musisi Indonesia yang mencoba membunyikan kembali alat-alat musik yang terdapat dalam relief-relief Candi Borobudur. Tanpa mereka, mungkin sampai sekarang saya tidak tahu sejarah musik dunia yang ternyata pusatnya ada di Candi Borobudur.
Sound of Borobudur" selama 5 tahun terakhir ini . Upaya yang layak mendapat apresiasi dari kita semua.
Para musisi -- di antaranya ada Purwa Caraka, Dewa Budjana, Trie Utami, Bintang Indrianto, Indro Kimpling, Bachtiar Djanan, Redy Eko Prastyo, Didik Nini Thowok, ini pun begitu konsisten dan komitmen menggaungkan "Para seniman Tanah Air ini pun telah sukses menciptakan ulang replika alat-alat musik yang selama ini terukir di relief Candi Borobudur. Ada sekitar 17 jenis dawai atau alat musik petik dibuat ulang. Semuanya disesuaikan dengan gambar yang terpahat di dalam relief candi Borobudur. Ada juga beberapa macam alat tabuh dari gerabah dan jenis perkusi.
Yang membuat para musisi ini takjub (seperti halnya saya), ternyata, walaupun sudah berselang 13 abad berlalu masih banyak alat musik yang masih eksis dan dipakai sampai hari ini, baik di Indonesia maupun di dunia. Bentuknya relatif masih sama, atau minimal berkembang dari suatu bentuk yang dapat dikatakan serupa dengan pahatan masa silam di candi Borobudur.
Sejauh ini, para musisi ini sudah mengumpulkan sekitar 195-an alat musik yang dibuat berdasarkan standarisasi Concert Grade. Alat musik ini bisa jadi akan terus bertambah sesuai dengan temuan-temuan selanjutnya. Mereka masih terus mencari persamaan jenis dengan ratusan instrumen musik lain di seluruh pelosok Nusantara.
Upaya re-interpretasi ini bagian dari perjalanan budaya, suatu usaha untuk membunyikan ulang sejarah peradaban dan budaya suatu bangsa.
"Apa yang kami bangun bukan sekedar musik dan lagu. Kami juga tidak bekerja dalam rangka ingin membentuk sebuah grup musik. Sound of Borobudur dalam pandangan kami adalah bunyi peradaban bangsa kita," tegas Trie Utami yang akrab disapa Iie ini.
Sound of Borobudur adalah sebuah spirit yang melahirkan geliat dan upaya reaktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai luhur yang terpahat dan tersirat di setiap bagan relief dan lekuk candi.
"Bagi kami, Borobudur ibarat sebuah buku kehidupan yang siap dibuka, dibaca, dipelajari, dipahami dan sangat mungkin untuk diwujudkan kembali," tambahnya.
Yuk kita dukung Sound of Borobudur ini, karena sejatinya Borobudur dan kawasan yang melingkupinya adalah sebuah perpustakaan besar, sumber pengetahuan dan sumber data yang bisa kita pelajari.