Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagi Saya Memaafkan Itu Menenangkan Jiwa

13 Mei 2021   20:17 Diperbarui: 13 Mei 2021   20:29 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah fitrahnya manusia tidak luput dari perbuatan salah dan dosa. Baik disengaja maupun tidak disengaja. Baik direncanakan maupun tidak direncanakan. Baik kita yang berbuat kepada orang lain maupun orang lain berbuat kepada kita.

Sejatinya ketika kita berbuat salah dan dosa kepada orang lain, kita pun diajari untuk meminta maaf. Terkadang ada yang menyadarinya lalu meminta maaf. Terkadang ada juga yang enggan meminta maaf. 

Di sisi lain, tidak sedikit pula yang enggan memaafkan meski orang tersebut sudah menyatakan permohonan maaf. Sakit hati memang bisa memhuat hati manusia dipenuhi marah, dendam dan benci.

Lantas, bagaimana seharusnya kita menyikapi perilaku orang lain yang menyakiti kita? Ya tiada lain dengan bersabar. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 155-156: 

"Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan ketakutan, kelaparan, kehilangan harta dan jiwa. Namun, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan 'sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali' (inna lillahi wa inna ilaihi raji'un).

Yang perlu kita pahami, apapun yang kita atau orang lain lakukan, itu sudah menjadi kepastianNya. Tidak mungkin suatu peristiwa terjadi kalau Allah tidak mengizinkannya. 

Apapun kejadian yang menimpa kita, Allah pasti punya maksud dan tujuan. Yaitu ujian bagi kita sejauhmana keikhlasan kita, kesabaran kita, ketaatan dan ketakwaan kita.

Karena itu, memaafkan adalah proses bagi diri untuk bersikap dan perilaku positif terhadap orang lain yang pernah menyakiti. Memaafkan memang tidak mudah. Butuh proses dan perjuangan untuk melakukannya.

Tapi jika kita kembalikan hakikatnya pada kekuasaan Allah, dan melihat kebaikan ada pada diri kita, maka sejatinya  memaafkan adalah sesuatu yang mungkin dilakukan.

Dengan memaafkan, hidup kita jauh lebih tenang, tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, dan dapat membina hubungan lebih baik dengan sesama. Terpenting lagi, kita semakin jarang mengalami konflik dengan orang lain.

Memaafkan adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya. 

Dalam Alquran tidak ditemukan perintah untuk meminta maaf, yang ada hanya perintah untuk memaafkan. 

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (asy-Syura: 40)

Dalam Alquran di surat Al A'raf ayat 199, disebutkan "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh".

Berkaitan dengan hal memaafkan juga terdapat dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 237, bahwa memaafkan itu lebih utama dan sifat pemaaf mendekatkan manusia kepada taqwa.

Namun, di dalam hadits ditemukan perintah untuk meminta maaf atau dimaafkan agar dosa-dosa kita kepada saudara kita gugur.

Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah Saw, "Barangsiapa pernah melakukan kedzaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). (Kelak) jika dia memiliki amal shaleh, akan diambil darinya seukuran kedzalimannya. Dan jika dia tidak mempunyai kebaikan (lagi), akan diambil dari keburukan saudara (yang dizalimi) kemudian dibenamkan kepadanya. (HR Al-Bukhari).

"Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya" (HR Muslim) 

Belajar dari pengalaman, memaafkan bisa memberi ketenangan jiwa yang dapat mempengaruhi hati sehingga tidak mudah stres. Hal inilah yang membuat saya merasa baik-baik saja pasca pengobatan kanker. 

Perjalanan hidup juga saya lalui jadi tanpa beban. Apapun yang terjadi saya bawa happy dan enjoy. Apapun yang melukai hati, saya berusaha memaafkan dan lapang dada, tidak dendam. 

Tidak perlu dibawa ke hati, tidak perlu diresapi ke jiwa. Pashrahkan saja kepadaNya. Perbanyak istighfar. Insyaallah semua menjadi lebih mudah sehingga langkah kaki menjadi lebih ringan.

Meminta maaf dan memaafkan, jelas salah satu bentuk kerendahhatian (tawadhu') kita. Yang seharusnya dengan mudah kita lakukan mengingat selama satu bulan penuh di bulan ramadhan kita dilatih untuk bersikap sabar. Karena berpuasa melatih kesabaran kita.

Jadi, sejatinya kita harus bisa saling memaafkan, sebagaimana yang lazim kita ucapkan "selamat Idulfitri, mohon maaf lahir batin" di moment lebaran. Semoga saja ucapan ini tidak hanya di bibir, tapi sampai di hati. 

Wallahu 'alam bisshawab

*kepada rekan-rekan Kompasianer, saya mengucapkan Selamat Idulfitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin. Mohon maaf atas kesalahan dan khilaf. Mau kan memaafkan saya?

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun