Lalu saya membuka channel Youtube Rumah Tadjwid, yang berisi cara membaca makhraj yang benar, terutama untuk huruf yang menjadi catatan bu guru. Setelah itu, baru saya gabung di "kelas".
Di sisi lain, "terlambatnya" saya juga memberikan keuntungan buat saya karena biasanya mendapatkan giliran terakhir. Dengan begitu, saya bisa menyimak bacaan para peserta, apa kesalahannya, apa koreksinya. Tapi ini juga belum tentu membuat bacaan saya tanpa cela. Eh, masih ada yang salah juga.
Cara memberitahukan kami bahwa cara membaca kami salah, guru tidak serta merta bilang salah, tapi dibarengi dengan ilmunya. Jadi, kita membaca Alquran harus berdasarkan ilmu. Lancar membaca Alquran bukan berarti apa yang kita baca itu benar sesuai tadjwid.
Misalnya, pada edisi Minggu (25/4/2021), saat membaca surat Al Muddasir (Orang yang berkemul), surat ke-74 dengan 54 ayat. Surah yang berisi perintah langsung Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk menyerukan dakwahnya seusai menerima wahyu yang pertama.
Nabr adalah menekan suku kata atau huruf tertentu dari huruf-huruf pada suatu kata sehingga terdengar sedikit lebih keras daripada huruf-huruf lain yang ada di dekatnya.
Jadi, kalimat dibaca Nabr jika: 1. Saat bertemu huruf waw dan ya bertasydid baik didahului huruf berharakat dhammah, fathah dan kasrah; 2. Saat bertemu huruf bertasydid; 3. Saat waqaf pada hamzah yang didahului huruf mad atau layyin; 4. Saat waqaf pada huruf bertasydid selain huruf ghunnah bertasydid (huruf mim dan nun); 5. Saat alif bertemu dengan hamzah washal.
Sebelum menutup pertemuan, guru Ica meminta pesan dan kesan kami. Semua dari kami menyatakan kegiatan tilawah bareng ini sangat bermanfaat. Yang selama ini merasa membaca Alquran sudah benar, ternyata salah.
Itu yang sudah lancar membaca, bagaimana dengan yang masih terbata-bata, tentu banyak kesalahan yang diucapkannya, meski tetap juga mendapatkan pahala dari Allah. Masya Allah.
Aisyah mengatakan dalam satu hadis bahwasannya Rasul bersabda, "Orang yang membaca Alquran dan dia pandai (lancar dalam membacanya), maka dia akan bersama para malaikat. Sedangkan orang yang membaca Alquran namun masih tergagap-gagap (belum lancar), maka dia akan mendapatkan dua pahala". (Hr. Turmudzi: 2829)
Kami pun meminta agar kegiatan ini tidak diadakan saat bulan Ramadhan saja, tetapi dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya.