Test swab ini dilakukan di klinik LPDB dengan biaya ditanggung pihak LPDB. Semuanya harus ditest swab, termasuk para PKL, saya dan kawan-kawan sebelum bergabung di meja yang ditata di halaman gedung LPDB. Alhamdulillah, hasilnya negatif.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, yang ditemui saat buka puasa bersama, mengatakan, pandemi Covid-19 memukul banyak sektor industri. Bukan hanya industri besar yang terdampak, namun juga usaha skala menengah, mikro, dan kecil.Â
LPDB-KUMKM sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Koperasi dan UKM berusaha hadir dan mengupayakan semaksimal mungkin agar pelaku usaha khususnya UMKM dapat mampu bertahan melewati masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Dikatakan, mengajak dan melibatkan para PKL dalam kegiatan tersebut sebagai upaya LPDB-KUMKM Â dalam mendukung perekonomian nasional. Selain memperat tali silahturahmi, juga bertujuan untuk membantu para UMKM di lingkungan sekitar LPDB-KUMKM.
"Dengan melibatkan pedagang-pedagang kecil dan PKL, serta membeli produk-produk mereka, merupakan langkah kami dalam membantu UMKM," kata Supomo.
Terlebih, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki seringkali berpesan agar kementerian dan lembaga (K/L) memberi ruang dan peluang seluas-luasnya kepada UMKM dalam memasarkan dan memajukan usahanya, terutama berbelanja produk-produk UMKM. Dan, kegiatan itu salah satu yang dilakukan LPDB.
Maman, salah satu pedagang es cincau yang sudah berjualan sejak 1995 di sekitar Pasar Tebet, Jakarta Selatan, juga mengakui hal yang sama. Katanya, selama ramadhan ini sepi pembeli. Dagangannya tidak pernah habis.
Meski begitu, diakuinya kondisi ini masih lebih baik dibanding ramadhan tahun lalu. Jika tahun sebelumnya nyaris tidak ada pembeli karena virus Corona sudah mewabah, maka di tahun ini ada pembeli, meski tidak banyak juga.
"Setidaknya saya masih bisa pegang uang dan sedikit-sedikit bisa ngumpulin uang  buat keluarga," tutur Maman yang mengaku dari Cianjur ini yang saya temui, Jumat (7/5/2021) sore, di sekitar Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan.
Keluhan ini tidak saja disuarakan Maman seorang, tetapi hampir sebagian besar pedagang kaki lima mengeluhkan hal yang sama, setidaknya di wilayah Jakarta Selatan. Pendapatan menurun karena sepi pembeli.
"Pas Corona ini muncul usaha saya sepi banget jarang ada yang beli, sampe saya rugi besar. Dagangan saya pernah ngga ada yang beli sama sekali, mungkin karna orang pada takut keluar rumah dan lebih memilih minum perasan lemon/jeruk nipis daripada minum es jajanan luar," kata Manto.