Sumber makanan yang mengandung zat besi dapat diperoleh misalnya pada daging merah, ayam, ikan, sayuran dan bisa juga dilengkapi dengan susu berbasis Isolat Protein Soya yang mengandung zat besi dan Vitamin C agar ia bisa tetap tumbuh maksimal.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes, menjelaskan alergi susu sapi adalah bentuk respons sistem imun tubuh yang berlebihan (hipersensitivitas) terhadap protein susu sapi.
Alergi susu sapi ini sering kali terjadi pada anak yang memang sudah memiliki bakat alergi atau atopi yang diturunkan orangtua. Jika ada salah satu orangtua yang memiliki alergi, dia akan menurunkannya sebanyak 40 persen pada anak.
Sementara, jika kedua orangtua alergi, 60 persen akan menurun ke anak. Dan jika kedua orangtua memiliki alergi yang sama, akan menurun ke anaknya sebanyak 80 persen.
Meski kondisi ini tidak berbahaya bagi orang lain, namun kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi bisa membuatnya rentan mengalami kekurangan nutrisi penting, salah satunya zat besi.
Adanya pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, dapat menyebabkan si Kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting.
Prof. Budi menegaskan permasalahan anak yang tidak cocok susu sapi ini tidak bisa diremehkan mengingat dampaknya berimbas pada tumbuh kembang anak. Terutama pada usia di awal kehidupannya. Karena itu, penting untuk memastikan nutrisi yang tepat dan adekuat pada awal kehidupan si Kecil, terutama bagi yang tidak cocok susu sapi.
Alergi yang tak segera diatasi dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung. Bisa juga mengalami kekurangan nutrisi (malnutrisi) karena tingginya kebutuhan dietnya terhadap makanan.
Selain itu, bisa memicu dampak psikologis pada anak, seperti stres. Stres tidak hanya dialami oleh anak tetapi juga orangtua. Selain karena memikirkan kondisi keuangan, orangtua juga memikirkan tumbuh kembang anak yang tidak optimal.
Untuk mencegah jangan sampai terjadi dampak-dampak yang tidak diinginkan, Prof. Budi menyarankan orangtua mampu mengenali gejala alergi susu sapi sedini mungkin dan mengonsultasikannya dengan dokter. Hindari mendiagnosa, mengobati atau mengambil tindakan sendiri.