Pilihlah protein hewani dengan kandungan lemak sedikit atau sedang untuk menjaga asupan lemak jenuh dan kolesterol tetap dalam batasan aman.
Selain itu, pilihlah metode pengolahan yang simple dan tidak menggunakan banyak minyak, butter, atau santan. Semakin alami pengolahan suatu makanan, semakin banyak nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh.
"Hati-hati dengan penggunaan garam. Produk protein hewani mengandung cukup banyak natrium, zat yang perlu dibatasi asupannya, terutama pada penderita hipertensi," terangnya.
Setelah berbuka, usahakan beri jeda 15 menit ketika mulai mengonsumsi makanan besar. Hal ini dilakukan agar tubuh dapat memproses atau mencerna makanan secara bertahap.
Di saat puasa, sudah dipastikan mengalami dehidrasi, baik ringan sampai sedang. Â Karena itu, dr. Wita menyarankan untuk mengurangi aktivitas berat yang dilakukan secara outdoor atau di ruang terbuka dan terkena panas matahari.
Mayoritas kebutuhan cairan sebaiknya dipenuhi saat berbuka hingga menjelang tidur. Saat sahur, penuhi cairan sekitar 750 mililiter cairan dan sisanya dapat dipenuhi saat berbuka hingga menjelang tidur.
"Jangan minum langsung dalam jumlah banyak sekaligus ya. Minumlah secara bertahap, sering berwudu, dan basahi wajah dan kulit lainnya agar kulit tidak kering," katanya.
Dokter Wita mengingatkan selain asupan dan pola makan yang sehat serta bergizi, mental juga menjadi hal terpenting dalam menjalani ibadah. Menyiapkan mental itu sangat penting saat puasa.
Pola pikir saat puasa akan berpengaruh terhadap mental, fisik, serta kesehatan lainnya. Sehingga jika pikiran sehat, maka menjalankan ibadahnya pun akan menjadi lebih mudah. Mendapatkan manfaat dari kesehatan, serta berkah dari puasa itu sendiri.