Lalu, bagaimana memilih menu saat sahur dan berbuka? Dokter gizi yang berpraktek di RS Pondok Indah, Pondok Indah, Jakarta Selatan pun memberikan saran.
Katanya, menu sahur yang disarankan adalah yang lengkap gizinya, protein dan serat yang cukup, mengandung lemak baik, dan upayakan tanpa pengolahan makanan dengan digoreng.Â
Kurangi juga makanan yang tinggi garam karena dapat membuat kita lebih haus ketika berpuasa.
"Tidak perlu terlalu banyak mengonsumsi menu sahur, 30 -- 40 persen dari kebutuhan energi harian sudah cukup," katanya.
Sementara itu, saat berbuka puasa lebih diutamakan mengonsumsi buah-buahan dan asupan serat cukup. Jangan lantas segala apa yang tersaji dimakan.
Biasanya, ketika waktu buka puasa tiba, sebagian orang malah kalap menyantap segala makanan yang tersedia. Perilaku ini harus segera diubah demi kesehatan kita.
Menurutnya, mengonsumsi buah kurma sangat baik untuk menu berbuka puasa, tapi buah-buahan lainnya juga sangat baik bagi tubuh. Mengonsumsi buah potong dan tiga butir kurma adalah cara terbaik dilakukan saat berbuka. Tidak harus buah-buah ini dibuat dalam bentuk jus.
"Kurma dapat juga dicampur di dalam oatmeal dan susu almond, atau bisa juga menambahkan kacang-kacangan agar semakin lengkap proteinnya. Semakin sederhana cara pengolahannya, maka semakin baik, karena kita dapat terhindar dari penambahan kalori dari bahan-bahan lainnya," tuturnya.
Kita juga disarankan untuk menyajikan menu makanan tanpa menggorengnya, tapi dengan mengukus, memanggang, atau membuat sup. Ini adalah metode masak yang baik agar memperoleh manfaat kesehatan dari puasa.
Agar sistem imun tetap terjaga, maka kita harus menjaga asupan protein yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bisa protein hewani ataupun nabati.Â