Porang juga bisa dijadikan sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, untuk bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Fungsi glukomanan yang serupa dengan serat pangan ini memiliki kelebihan yaitu meningkatkan fungsi pencernaan dan sistem imun, menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, serta membantu menurunkan berat badan.
Bagi kaum urban yang memiliki tingkat kesadaran tinggi pada gaya hidup sehat, olahan pangan seperti mie shirataki maupun beras tiruan dari glukomanan umbi porang menjadi pilihan untuk mengontrol asupan kalori dan mencegah makan yang berlebih.Â
Di dalam negeri, tepung porang dimanfaatkan sebagai tambahan pangan dan bahan baku farmasi. Sedangkan di luar negeri, selain dimanfaatkan untuk farmasi, tepung porang juga digunakan dalam industri kecantikan.
Pengolahan porang terutama dilakukan untuk mendapatkan komponen glukomannan yang kandungannya memang tinggi. Produk porang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi segar adalah chips, tepung porang, dan tepung glukomannan.Â
Syaharuddin Alrif, petani muda asal Sidrap Sulawesi Selatan, sekaligus eksportir porang, menjadi pembicara dalam diskusi ini. Ia bercerita masa tanam porang tersebut di kisaran 8 bulan bisa panen.
Syahar yang juga Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan ini menyampaikan dirinya sebagai petani porang telah melakukan tanam porang sekitar 50 hektar di Kabupaten Sidrap, pengelolaan lahan porang bersama Kelompok Tani Semangat Milenial Sidrap.
"Saya ini petani porang yang saat ini mengelola 50 hektar bersama kelompok tani semangat milenial Sidrap. Sementara saat ini kami kembali melakukan pengelolaan tanah untuk lahan baru porang di perkebunan porang Sidrap," jelas Syahar.
Ia bercerita, jika dulu porang yang hidup di pinggir jurang, di bawah rumpun bambu, di bawah pohon duku dan pepohonan yang rindang, di semak belukar, di hutan lebat, tidak ada seorang pun yang sudi melirik atau memanfaatkannya. Yang ada malah dibuang-buang.Â