Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perawat Tangguh, Indonesia Bebas Covid-19

29 Maret 2021   14:18 Diperbarui: 29 Maret 2021   14:26 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CEO RS Premier Bintaro Dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes (Dokumen pribadi)

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama setahun terakhir ini. Entah sudah berapa banyak manusia di negeri ini yang terserang virus yang dapat menyebabkan kematian itu.

Berdasarkan data terakhir sih lebih dari satu juta orang terinfeksi virus Corona. Hingga saat ini angka kasus Covid-19 masih cukup tinggi. Rata-rata 4.982 kasus per hari.

Di sinilah, peran perawat sebagai garda terdepan sangat penting. Yang selalu berjuang tanpa kenal lelah bersama dengan tenaga kesehatan lainnya. Apa jadinya jika tidak ada tenaga perawat yang menangani pasien Covid-19. Begitu pula pasien-pasien lainnya.

Merawat dan melindungi kita, meski harus mempertaruhkan nyawa. Perawat yang mendampingi pasien dengan penuh kesabaran dan terus menyemangati pasien agar dapat segera sembuh. Bagaimanapun, perawat juga garda terdepan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan.

Untuk penanganan Covid-19 dibutuhkan ketangguhan serta semangat juang yang tinggi. Karena itu, diharapkan perawat tetap terjaga menghadapi segala potensi yang dapat mengguncang fisik dan mental dalam peran dan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan bagi pasien.

CEO RS Premier Bintaro Dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes (Dokumen pribadi)
CEO RS Premier Bintaro Dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes (Dokumen pribadi)
CEO RS Premier Bintaro Dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MHKes, menilai, perawat menjadi ujung tombak layanan kesehatan di rumah sakit termasuk saat pandemi Covid-19. Mereka harus menghadapi dan melayani pasien selama 24 jam tanpa kenal lelah bersama tenaga medis lainnya.

"Kalau dokter ada jamnya, ada waktunya menangani pasien. Tapi kalau perawat, bisa dibilang hampir 24 jam pasien berada dalam pengawasan perawat," kata dr. Martha pada Giant Webinar bertema "Perawat Tangguh, Indonesia Bebas Covid-19, Masyarakat Sehat", Minggu (28/3/2021).

Filosofi "People Caring for People" yang dibangun di RS Premier Bintaro sendiri mencerminkan komitmen terhadap peningkatan kualitas berkelanjutan, tanggung jawab untuk memberikan layanan berstandar internasional, juga untuk mengembangkan sumberdaya manusia secara konsisten.

Webinar ini diadakan dalam rangka HUT ke-47 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) atau Hari Perawat Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Maret.

Karena itu, RS Premier Bintaro bersama IKAMARS (Ikatan Alumni Magister Administrasi Rumah Sakit) FKM Universitas Indonesia, PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), RSUP Persahabatan, dan STIKES Pertamedika Jakarta, mempersembahkan webinar ini untuk perawat di seluruh Indonesia.

Harapannya, dengan mengikuti sesi webinar ini, para perawat lebih bersemangat lagi, semakin tangguh, penuh optimisme dan lebih profesional dalam melayani para pasien.

Ketua Umum IKAMARS dr. Haryadi Wibowo, SH, MARS, menyampaikan, perawat adalah garda terdepan penanganan Covid-19 di Indonesia. Perawat sekaligus menjadi benteng pertahanan terakhir dari penanganan Covid-19.

"Menjaga ketahanan para perawat dalam penanganan Covid-19 ini perlu sinergitas antar berbagai pihak baik rumah sakit, pemerintah maupun organisasi keprofesian. Kita tidak bisa sendiri-sendiri dalam kondisi pandemi, harus saling bergandengan tangan," katanya.

Ketua Umum PPNI Hanif Fadilah, S.Kp, M.Kep, SH, MH (Dokumen pribadi)
Ketua Umum PPNI Hanif Fadilah, S.Kp, M.Kep, SH, MH (Dokumen pribadi)
Ketua Umum DPP PPNI Hanif Fadilah, S.Kp, M.Kep, SH, MH mengatakan, pandemi Covid-19 masih belum akan berakhir. Perawat adalah sosok yang paling dekat dan selalu berada di dekat pasien. Tanpa perawat, korban pandemi bisa lebih besar.

Ketangguhan para perawat dalam menjalankan tugas menangani pasien sangat penting demi keberhasilan penanganan Covid-19 secara menyeluruh di Indonesia.

Ia menegaskan, di tengah pandemi Covid-19 perawat adalah garda depan sekaligus tembok pertahanan terakhir yang berjuang secara terus menerus mengemban tugas dan amanah sebagai profesi.

Tidak sedikit perawat demi memenuhi sumpah profesinya sesuai kode etik keperawatan gugur dalam tugasnya. PPNI melaporkan ada sebanyak 274 perawat meninggal akibat paparan Covid-19.

"Ketangguhan berasal dari beragam proses penempaan diri dan mental sebagai syarat titanium menjadi pribadi handal," tegasnya.

Menurutnya, ketangguhan perawat itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya memiliki kompetensi perawat untuk menangani Covid-19, memiliki spiritualitas yang tinggi sehingga melahirkan optimisme dan harapan, tahu akan kemampuan diri sendiri serta memiliki sense of humoris.

"Sense of humor itu sendiri bukan berarti bercanda yang terus menerus tapi dia bisa memenej diri untuk tidak monoton. Bagaimana dia bisa merespon dan mengekspresikan suatu kejadian dengan melihat sisi hiburan, kesenangan, tertawa, dan candaan sehingga dapat merilekskan sejenak ketegangan dan kepenatan," katanya.

Perawat yang tangguh juga memiliki self efficacy atau efikasi diri yang berarti keyakinan dan kepercayaan diri mengenai hal yang akan dilakukannya, yang didapatnya dari proses adaptasi dan pembelajaran. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi self efficacy yang dimilikinya.

Perawat yang memiliki kemampuan baik akan lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi masalah yang dihadapi. Karena itu, penting bagi seorang perawat memiliki kepercayaan diri yang baik.

Ia pun berharap, webinar ini bisa menjadi tonggak semangat perawat dalam memerangi Covid-19 agar lebih meningkatkan rasa optimisme, spiritual dan harapan dengan standar yang terus dijaga sesuai kompetensi yang didasarkan atas cita-cita luhur menyehatkan masyarakat Indonesia bebas dari Covid-19.

Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) DR. dr. Sutoto, M mengatakan, profesi perawat di Indonesia dalam beberapa dekade belakangan ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Baik dari segi pendidikan maupun semangat organisasi keprofesian.

"Mutu dan kualitas perawat kita sudah setara dengan perawat-perawat di negara-negara maju. Sayamendorong upaya-upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam meningkatkan kompetensi perawat Indonesia," ujarnya.

Pemaparan Kepala Bidang Keperawatan RSUP Persahabatan Satinah, S.Kep, Ners, M.Kep (Dokpri)
Pemaparan Kepala Bidang Keperawatan RSUP Persahabatan Satinah, S.Kep, Ners, M.Kep (Dokpri)
Kepala Bidang Keperawatan RSUP Persahabatan Satinah, S.Kep, Ners, M.Kep, yang menjadi pembicara, menyampaikan, dengan melihat kasus Covid-19 yang masih tinggi, ketangguhan perawat menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

"Mereka sudah berjuang tanpa kenal lelah sejak Maret tahun lalu. Sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 tentu membawa beban mental atau psikologis yang cukup berat bagi perawat," tuturnya.

Tidak hanya menyangkut bagaimana perawat berjuang menyelamatkan diri agar tidak tertular Covid-19, bagaimana bekerja dengan alat pelindung diri yang tidaklah nyaman, hingga masalah harus berpisah dengan keluarga, dan lainnya.

Untuk mempertahankan ketangguhan perawat, lanjut Satinah, dibutuhkan komitmen yang tinggi dari pimpinan rumah sakit untuk memperhatikan kesehatan perawatnya. Misal dengan memberikan nutrisi tambahan, vitamin, memastikan setiap perawat mendapatkan APD dengan baik, dan lainnya.

"Penting diperhatikan pula kondisi psikologis dan fisik perawat. Di sinilah komunikasi perlu dibangun. Jika ada perawat yang mengalami masalah, jenuh, bosan atau yang lainnya, bahkan ada yang kena Covid-19, manajemen rumah sakit harus bijak menanganinya," jelas Satinah.

Perawat yang tangguh juga ditunjang dengan manajemen fasilitas dan keselamatan penanggulangan bencana yang terdiri dari mengelola SDM keperawatan selama kejadian, mengelola kegiatan klinis dan tempat pelayanan alternatif, identifikasi peran dan tugas tanggung jawab staf, mengelola keadaan darurat jika terjadi konflik tanggung jawab pribadi staf dan tanggung jawab rumah sakit.

Guru Besar Ilmu Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App, Sc, mengatakan selain menjalani protokol kesehatan yang ketat, apabila perawat memiliki emosi positif maka dapat meningkatkan endorfin, imunitas dan kepatuhan terhadap perawatan meningkat, dengan demikian ia tidak akan tertular maupun menularkan.

Dalam webinar ini juga menghadirkan pembicara Ns. Maryati, S.Kep, S.Sos, MARS (Ketua STIKES Pertamedika Jakarta), Rosdelima Simarmata, BN, SE, MARS (Manager Keperawatan RS Premier Bintaro), dan Ns. Evy Ekantiana, S.Kep (Ketua Komite Keperawatan dan Pain Management Nurse RS Premier Bintaro).

Mari kita berikan dukungan dan berterima kasih kepada para perawat dengan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dan ikut menyukseskan program vaksinasi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun