Ia pun berharap, webinar ini bisa menjadi tonggak semangat perawat dalam memerangi Covid-19 agar lebih meningkatkan rasa optimisme, spiritual dan harapan dengan standar yang terus dijaga sesuai kompetensi yang didasarkan atas cita-cita luhur menyehatkan masyarakat Indonesia bebas dari Covid-19.
Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) DR. dr. Sutoto, M mengatakan, profesi perawat di Indonesia dalam beberapa dekade belakangan ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Baik dari segi pendidikan maupun semangat organisasi keprofesian.
"Mutu dan kualitas perawat kita sudah setara dengan perawat-perawat di negara-negara maju. Sayamendorong upaya-upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam meningkatkan kompetensi perawat Indonesia," ujarnya.
Kepala Bidang Keperawatan RSUP Persahabatan Satinah, S.Kep, Ners, M.Kep, yang menjadi pembicara, menyampaikan, dengan melihat kasus Covid-19 yang masih tinggi, ketangguhan perawat menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
"Mereka sudah berjuang tanpa kenal lelah sejak Maret tahun lalu. Sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 tentu membawa beban mental atau psikologis yang cukup berat bagi perawat," tuturnya.
Tidak hanya menyangkut bagaimana perawat berjuang menyelamatkan diri agar tidak tertular Covid-19, bagaimana bekerja dengan alat pelindung diri yang tidaklah nyaman, hingga masalah harus berpisah dengan keluarga, dan lainnya.
Untuk mempertahankan ketangguhan perawat, lanjut Satinah, dibutuhkan komitmen yang tinggi dari pimpinan rumah sakit untuk memperhatikan kesehatan perawatnya. Misal dengan memberikan nutrisi tambahan, vitamin, memastikan setiap perawat mendapatkan APD dengan baik, dan lainnya.
"Penting diperhatikan pula kondisi psikologis dan fisik perawat. Di sinilah komunikasi perlu dibangun. Jika ada perawat yang mengalami masalah, jenuh, bosan atau yang lainnya, bahkan ada yang kena Covid-19, manajemen rumah sakit harus bijak menanganinya," jelas Satinah.
Perawat yang tangguh juga ditunjang dengan manajemen fasilitas dan keselamatan penanggulangan bencana yang terdiri dari mengelola SDM keperawatan selama kejadian, mengelola kegiatan klinis dan tempat pelayanan alternatif, identifikasi peran dan tugas tanggung jawab staf, mengelola keadaan darurat jika terjadi konflik tanggung jawab pribadi staf dan tanggung jawab rumah sakit.
Guru Besar Ilmu Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App, Sc, mengatakan selain menjalani protokol kesehatan yang ketat, apabila perawat memiliki emosi positif maka dapat meningkatkan endorfin, imunitas dan kepatuhan terhadap perawatan meningkat, dengan demikian ia tidak akan tertular maupun menularkan.
Dalam webinar ini juga menghadirkan pembicara Ns. Maryati, S.Kep, S.Sos, MARS (Ketua STIKES Pertamedika Jakarta), Rosdelima Simarmata, BN, SE, MARS (Manager Keperawatan RS Premier Bintaro), dan Ns. Evy Ekantiana, S.Kep (Ketua Komite Keperawatan dan Pain Management Nurse RS Premier Bintaro).