"Ibu divaksin tahap 2 tanggal 10 April ya, di sini juga. Diingat ya bu, jangan sampai lupa", Â kata petugas.
Karena selesai vaksin, masih waktunya istirahat, saya pun meminta kawan saya, Dewi Syafrianis, untuk segera menyusul ke sini. Dan, Alhamdulillah terkejar juga.
Ah legaaaa...akhirnya saya sudah divaksin juga. Terlebih saya belum mendaftar, main datang saja. Sebenarnya ini ditujukan khusus untuk pegawai dan keluarga Kementerian Pertanian. Karena saya termasuk mitra Kementerian Pertanian yang ditugaskan di sini, maka saya termasuk bagian darinya.
Oh iya, saya sih tidak merasakan disuntik seperti apa. Mungkin karena sudah terbiasa ditusuk jarum suntik, jadi reaksi tubuh ya biasa-biasa saja.
Selama pengobatan kanker saya, sudah tidak terhitung berapa kali jarum suntik menusuk kulit saya. Ada yang di tempat berbeda, ada di tempat yang sana.Â
Sebelum operasi saja sudah beberapa kali pemeriksaan cek laboratorium dan biopsi. Saat 25 kali radioterapi juga begitu. Setiap usai 5 x radioterapi, periksa darah.Â
Belum lagi saat 14 kali kemoterapi. Beberapa hari sebelum kemoterapi, saya harus cek laboratorium dulu. Kalau hasilnya normal, baru deh tindakan kemoterapi.Â
Saat kontrol juga beberapa kali harus melewati pemeriksaan yang melalui jarum suntik. Karena keseringan, mungkin tubuh saya mulai lupa bagaimana rasanya sakit tertusuk jarum.
Sejauh ini sih, saya tidak merasakan efek apa-apa, seperti mual, lengan pegal, meriang, seperti yang diceritakan kawan-kawan saya. Saya sih berharap semoga saja saya tidak mengalami sebagaimana cerita yang saya dengar itu.Â
Progran vaksinasi Covid-19 ini, menurut saya, sangatlah penting. Bukan hanya untuk melindungi kita dari Covid-19, tetapi juga memulihkan kondisi sosial dan ekonomi.
Terlebih vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk membuat sistem kekebalan pada tubuh kita mampu mengenali dan dengan cepat melawan virus penyebab Covid-19. Sehingga  akhirnya menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat virus ini.