Peristiwa ini terjadi saat Rasulullah berusia 50 tahun atau tahun kesepuluh kenabian. Tepatnya pada tahun 621 Masehi. Ketika itu, hati Rasul dalam keadaan sangat sedih karena ditinggal wafat paman yang merawat dan melindunginya sejak kecil, yakni Abu Thalib.Â
Paman Nabi, Abu Thalib, meski saat itu belum masuk Islam hingga wafatnya, tapi pamannyalah yang selalu melindungi dan menjaga diri Rasul dari kekejaman perilaku kaum kafir Quraisy. Nama Abu Thalib memang disegani di kalangan petinggi Quraisy di Makkah. Itu sebabnya, Nabi Muhammad begitu kehilangan sosok paman yang sudah merawatnya sedari kecil.
Dalam waktu yang berdekatan, Siti Khadijah, istri tercinta Nabi juga tutup usia. Saat peristiwa Isra Miraj terjadi, Rasulullah juga baru saja diusir dari Tha'if oleh penduduknya, sehingga Rasulullah SAW benar-benar merasa sedih pada tahun itu. Karena itu, perjalanan ini menjadi pelipur lara Nabi.
Dalam perjalanan yang terjadi pada 1400 tahun silam itu, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam didampingi malaikat jibril menembus dimensi ruang dan waktu hingga Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Allah SWT.
Lantas, mengapa harus Masjidil Aqsha? Jika seandainya peristiwa Isra' Mi'raj tujuannya hanya untuk menerima perintah shalat, sangat mudah bagi Allah mengangkat langsung Nabi Muhammad dari Masjidil Haram menuju langit. Tapi kenapa mampir dahulu melalui Masjid Al-Aqsha? Ada apa dengan Masjid Al-Aqsha?
Pengertian Masjidil Aqsha ini bukan berarti di masjidnya, melainkan melingkupi seluruh area Masjidil Aqsha yang cukup luas, yang luasnya sekitar 144.000 meter persegi.Â
Ustadzah menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa Masjidil Aqsha dipilih menjadi perjalanan Nabi ke langit ketujuh.Â
Pertama, Masjidil Aqsha adalah gerbang utama menuju pintu langit. Masjidil Aqsa berada pada posisi tegak lurus dengan pintu langit. Di sini, Buraq dapat terbang ke langit secara lurus.
Selain itu, Masjidil Aqsa menjadi tempat para Nabi Bani Israil dalam berdakwah seperti Nabi Musa, Nabi Isa, dan nabi-nabi lainnya.
Di sini pula, para nabi atau orang-orang shaleh atau orang-orang pilihan yang diangkat ke langit, gerbangnya dari Masjidil Aqsha.Â