Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pagi-pagi Suami Ketagihan Sabu

19 Maret 2021   11:01 Diperbarui: 19 Maret 2021   11:16 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bunda, sarapan apa ya? Daddy lapar nih," kata suami ketika saya tengah asyik bermain Candy Crush di handphone saya. Sebelum beraktifitas untuk urusan pekerjaan, saya biasanya merilekskan diri dengan permainan itu.

Berhubung suami saya gusi dan pipinya agak bengkak karena gigi geraham belakangnya bolong, jadi saya menawarinya sarapan bubur. Sudah beberapa hari ini suami makannya yang lembut-lembut, yang tidak perlu banyak mengunyah.

"Sarapan bubur, mau nggak?" tanya saya. Saya tawarin bubur menjadi alternatif menu sarapan karena gampang saja dibuatnya. Simpel dan tidak butuh waktu lama. Bubur juga disukai anak-anak.

"Boleh deh bubur. Pakai rebon ya, Bun", jawabnya setelah berpikir sejenak. Rebon adalah udang kering yang kecil-kecil dan rasanya agak asin. Bagi orang Sunda, rebon tidaklah asing.

Menurut chef Tety yang tidak lain saya sendiri, bubur adalah menu sarapan terbaik di pagi hari. Berdasarkan literatur yang saya baca, bubur memiliki kemampuan untuk meningkatkan sirkulasi energi. 

Setelah tubuh terbangun dari tidur, tubuh membutuhkan waktu untuk memulihkan organ dan sistem dalam tubuh. Karena itu, menyantap bubur yang hangat, dapat mendorong energi agar tubuh berkerja secara efisien.

Saya pun beranjak ke dapur. Menyiapkan bahan membuat bubur yang apa adanya. Yaitu sepiring nasi dan satu butir telur ayam. Rebon saya cuci terlebih dulu sebelum digoreng.

Sambil merebus nasi menjadi hancur, saya pun membuat bumbunya. Dua siung bawang merah, dua siung bawang putih, sedikit lada, 1 ruas jahe, saya saya haluskan pakai ulek. Setelah halus saya masukkan ke panci yang berisi rebusan nasi.

Adonan bubur saya aduk-aduk, lalu saya masukkan sebutir telur ayam, aduk-aduk hingga hancur merata. Saya kasih sedikit penyedap rasa. Setelah dicicipi dan rasanya terasa pas, kompor saya matikan.

Kemudian saya menggoreng rebon dengan sedikit minyak hingga agak kering. Tiriskan deh.

Bubur saya tuangkan ke mangkok lalu saya taburi dengan rebon sebagai topping bubur. Jadi deh, tinggal disantap. Semua prosesnya tidak sampai 30 menit. Tidak ribet, bukan?

"Daddy...ini buburnya sudah jadi," kata saya.

Suami pun menuju meja makan. Setelah dicicipinya, katanya sih enak. Apalagi dimakan dalam keadaan hangat. Semangkok bubur itu habis tidak bersisa.

"Alhamdulillah.... Nikmatnya bikin ketagihan, Bun. Nampol...!" kata suami yang lantas menambah porsi makan bubur. 

Dalam sepiring nasi jadi sepanci bubur ukuran sedang. Jadi, saya tidak perlu bikin bubur lagi. Wah, suami jadi ketagihan sabu nih, alias sarapan bubur.

Bubur yang saya bikin ini, menurut saya sih menyehatkan. Mengingat dalam 1 butir telur ayam saja selain mengandung protein, juga mengandung banyak vitamin -- vitamin B12, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin B5, vitamin B2, vitamin A, serta mengandung zat besi, fosfor, folat, dan selenium.

Apa saja manfaat kandungan-kandungan gizi tersebut bisa dibaca di sini.

Lantas apa kandungan yang terdapat dalam rebon? Oh, banyak. Ada lemak, protein, kalsium, karbohidrat, zat besi, fosfor, vitamin B1 dan vitamin A.

Manfaat dari mengonsumsi rebon di antaranya meningkatkan perkembangan otak, memperbaiki gizi dan sel tubuh yang rusak, serta menjaga kesehatan tulang dan gigi. Pokoknya banyaklah manfaatnya untuk kesehatan.

Bagaimana, mau mencoba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun