Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pendekatan Kesehatan Spiritual Percepat Kesembuhan Pasien Covid-19?

14 Februari 2021   21:00 Diperbarui: 18 Februari 2021   19:44 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terapi perilaku kognitif ini akan menggali perasaan, pengalaman, dan emosi yang tidak menyenangkan. Karena itu, pasien mungkin menangis atau marah selama terapi berlangsung.

Era menegaskan, kunci dalam CBT adalah journaling atau menulis jurnal menggunakan kertas dan pulpen untuk mengembalikan seseorang pada kesadarannya. "Kami berikan pengalaman baru, ingatan baru bahwa cara menghadapi trauma akan berbeda, dengan melupakan trauma," tuturnya. 

CBT berawal dari prinsip bahwa suatu masalah bukan disebabkan oleh situasi, tetapi dari bagaimana seseorang menginterpretasi masalah tersebut dalam pikirannya. Hal ini kemudian berpengaruh pada perasaan dan tindakannya.

Itu sebabnya, terapi ini banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kejiwaan, termasuk stres, depresi, dan gangguan kecemasan. 

Pembicara lainnya, Dekan Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta Dr. dr. Taufik Pasiak, M.Pd, M.Kes, yang juga pakar Neurospiritual, menyampaikan, selain pendekatan kesehatan jasmaniah atau medis, pasien dengan Covid-19 (atau penyakit lainnya) perlu juga ditangani dengan pendekatan kesehatan spiritual untuk memulihkan kondisi tubuhnya kembali dalam keadaan sehat. 

Karena hakikat sehat itu sendiri meliputi sehat secara fisik, mental, dan sosial sebagaimana merujuk definisi sehat WHO, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU. No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, ketiganya menyatakan sehat atau kesehatan itu bukan hanya menyangkut sehat fisik atau ragawi, melainkan juga mental dan sosial.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Bahkan UU Kesehatan dan UU Kesehatan Jiwa sendiri telah menyempurnakan dengan mencantumkan aspek spiritual. Hal ini berarti, orang yang tubuhnya sedang sakit tak menutup kemungkinan mental, spriritual dan sosialnya pun turut terganggu. Begitu pula sebailknya.

Pakar neurosains Manado ini mengatakan, spiritualitas tidak hanya dihubungkan dengan aspek keimanan manusia kepada Tuhan saja. Spiritualitas juga menjadi aspek penting dari kesehatan karena memberi kontribusi sebagai obat dan penyembuh dari segala macam penyakit.

"Spiritualitas telah menjadi bagian terpenting dari kesehatan. Bahkan spritualitas juga memiliki daya penyembuh yang sangat kuat. Spiritualitas memiliki efek mengoptimalkan kesehatan, menumbuhkan integritas dan jalan bagi kebahagiaan," tuturnya.

Menurutnya, menangani pasien dengan pendekatan kesehatan spiritual berpengaruh terhadap perawatan spiritual sehingga meningkatkan derajat kesehatan pasien. Pendekatan ini mampu mendorong perilaku sehat pasien, memotivasi pasien untuk sembuh sehingga mempercepat kesembuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun