Terapi perilaku kognitif ini akan menggali perasaan, pengalaman, dan emosi yang tidak menyenangkan. Karena itu, pasien mungkin menangis atau marah selama terapi berlangsung.
Era menegaskan, kunci dalam CBT adalah journaling atau menulis jurnal menggunakan kertas dan pulpen untuk mengembalikan seseorang pada kesadarannya. "Kami berikan pengalaman baru, ingatan baru bahwa cara menghadapi trauma akan berbeda, dengan melupakan trauma," tuturnya.Â
CBT berawal dari prinsip bahwa suatu masalah bukan disebabkan oleh situasi, tetapi dari bagaimana seseorang menginterpretasi masalah tersebut dalam pikirannya. Hal ini kemudian berpengaruh pada perasaan dan tindakannya.
Itu sebabnya, terapi ini banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kejiwaan, termasuk stres, depresi, dan gangguan kecemasan.Â
Pembicara lainnya, Dekan Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta Dr. dr. Taufik Pasiak, M.Pd, M.Kes, yang juga pakar Neurospiritual, menyampaikan, selain pendekatan kesehatan jasmaniah atau medis, pasien dengan Covid-19 (atau penyakit lainnya) perlu juga ditangani dengan pendekatan kesehatan spiritual untuk memulihkan kondisi tubuhnya kembali dalam keadaan sehat.Â
Karena hakikat sehat itu sendiri meliputi sehat secara fisik, mental, dan sosial sebagaimana merujuk definisi sehat WHO, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU. No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, ketiganya menyatakan sehat atau kesehatan itu bukan hanya menyangkut sehat fisik atau ragawi, melainkan juga mental dan sosial.
Bahkan UU Kesehatan dan UU Kesehatan Jiwa sendiri telah menyempurnakan dengan mencantumkan aspek spiritual. Hal ini berarti, orang yang tubuhnya sedang sakit tak menutup kemungkinan mental, spriritual dan sosialnya pun turut terganggu. Begitu pula sebailknya.
Pakar neurosains Manado ini mengatakan, spiritualitas tidak hanya dihubungkan dengan aspek keimanan manusia kepada Tuhan saja. Spiritualitas juga menjadi aspek penting dari kesehatan karena memberi kontribusi sebagai obat dan penyembuh dari segala macam penyakit.
"Spiritualitas telah menjadi bagian terpenting dari kesehatan. Bahkan spritualitas juga memiliki daya penyembuh yang sangat kuat. Spiritualitas memiliki efek mengoptimalkan kesehatan, menumbuhkan integritas dan jalan bagi kebahagiaan," tuturnya.
Menurutnya, menangani pasien dengan pendekatan kesehatan spiritual berpengaruh terhadap perawatan spiritual sehingga meningkatkan derajat kesehatan pasien. Pendekatan ini mampu mendorong perilaku sehat pasien, memotivasi pasien untuk sembuh sehingga mempercepat kesembuhan.