Saya tidak tahu mengapa langit begitu bersedih. Derai tangisannya tak jua berhenti. Dari semalam. Apakah masih banyak cerita yang ingin dia tumpahkan? Rintik-rintik itu lantas berubah gerimis, lalu menderas.
Hujan-hujan begini, sudah bisa dipastikan enaknya nyemil yang hangat-hangat. Terlebih dari tadi mulut inginnya ngunyah-ngunyah mulu. Tapi tidak ada yang bisa dicamil selain makanan berat di meja makan.
Bikin camilan apa ya yang anak-anak suka. Oh iya, ada sepiring nasi sisa semalam yang saya taruh di kulkas. Sengaja saya simpan di kulkas karena niatnya mau bikin empek-empek dari nasi.
Mau dibikin nasi goreng buat sarapan, malas juga. Lagi bosan. Mau dibikin bubur, malas juga. Bubur lagi, bubur lagi. Ya simpel sih bikinnya, tapi saya tidak tahu juga hari ini mood saya untuk mengolah nasi sisa menjadi nasi goreng atau bubur, tidak ada.
Tapi untuk bikin empek-empek, mood saya tiba-tiba ada. Tumben-tumbenan nih. Biasanya saya paling malas bikin sesuatu yang pakai ribet. Mungkin karena belum pernah bikin empek-empek, jadi saya penasaran juga.
Saya pun menyiapkan bahan-bahannya:
nasi sisa
400 gram tepung tapioka
200 gram tepung terigu
100 gram ebi
2 butir telur ayam
5 siung bawang putih
1 batang daung bawang
150 mililiter air
Lalu nasi saya haluskan. Bisa pakai blender, bisa juga ditumbuk. Kalau saya sih tadi ditumbuk pakai ulekan. Agak ribet memang, tapi ini paling simpel membersihkannya dibanding pakai blender hehehe...
Setelah halus saya masukkan ke baskom. Masukkan bawang putih yang sudah diparut dan bawang daun yang sudah diiris-iris halus. Masukkan ebi dan telur. Kasih 1 sendok teh garam dan 1 sendok makan penyedap rasa. Aduk deh sampai merata.
Kemudian masukkan tepung tapioka dan tepung terigu, tuangkan air sedikit demi sedikit, lalu aduk sampai merata, sampai adonan tidak lengket di tangan. Bentuk-bentuk deh sesuai selera. Kalau saya bentuknya bulat, pipih, dan lonjong.
Setelah itu rebus deh sampai mengambang, lalu tiriskan. Kemudian digoreng dengan api sedang hingga warnanya menguning. Angkat, tiriskan, taruh di wadah.
Lanjut bikin cairan cukonya. Karena anak saya inginnya pedas, jadi cabai rawit setan yang siap 10 butir, 3 siung bawang putih diulek hingga halus. Karena tadi tidak ada gula merah, jadi saya pakai gula aren.
Nah, semuanya direbus. Kasih sedikit cuka dan sedikit garam. Matikan kompor. Lalu saring, masukkan ke dalam wadah.
Sudah, jadi deh. Dan, Alhamdulillah anak-anak suka. Saya tanya enak tidaknya, anak saya bilang enak. Rasanya pas. Kuahnya juga enak. Itu kata anak saya ya hehehe...
Sayangnya, tidak ada ketimun dan mie sebagai pelengkap seperti empek-empek yang biasa saya makan. Ya, meski agak ribet bikinnya tapi saya cukup puas juga karena jadi juga empek-empek dari nasi.Â
Meski ribet waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu lama. Mungkin sekitar 1 jam. Atau kurang? Pokoknya dibilang sebentar tidak, dibilang lama juga tidak. Sedang-sedang sajaaa...
Ya, kalau dibandingkan dengan aslinya yang empek-empek Palembang, jangan dibilang, jelas jauh. Tapi cukup worth it-lah untuk camilan anak-anak di sore hari yang dingin hehehe...
Kalau dilihat dari kandungannya, menurut saya cukup bergizilah. Telur ayam dan ebi mengandung protein yang sangat penting untuk pertumbuhan, memperbaiki jaringan tubuh, meningkatkan imunitas.
Nasi, tepung tapioka, tepung terigu mengandung karbohidrat dengan kadar rendah protein, lemak jenuh, dan sodium. Sebagaimana kita ketahui, karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh.
Ebi dan telur juga mengandung vitamin A yang bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan mata, vitamin B1 berguna untuk mengubah karbohidrat menjadi energi, dan vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Lemak yang terkandung dalam empek-empek nasi bisa menjadi sumber energi tubuh, yang penting untuk pertumbuhan sel, dan membantu penyerapan vitamin.
Kandungan kalsium dan fosfor bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta mencegah osteoporosis. Zat besi terutama berguna untuk mencegah anemia.
Nah, bergizi bukan? Mau mencoba? Atau sudah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H