Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Biar Tidak Bosan, Saya Siapkan Sumber Protein Bervariasi Setiap Hari

27 Januari 2021   18:38 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:43 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau sudah bertemu dengan tempe goreng hangat, anak saya pasti lupa dengan sajian yang lain (Dokumen pribadi)


Sebagai salah satu sumber energi yang penting bagi tubuh selain lemak dan karbohidrat, protein termasuk juga zat gizi yang penting untuk dipenuhi.

Kandungan protein di dalam makanan sangat bermanfaat untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak serta membangun sel, jaringan tubuh yang baru, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh.

Jika kita kekurangan protein, tubuh akan kehilangan asupan untuk mempertahankan fungsi protein. Akibatnya, tubuh akan kehilangan berat badan karena berkurangnya massa otot (otot menyusut).

Selain itu, sering mengalami infeksi karena sistem kekebalan tubuh melemah, kelelahan otot, pembengkakan di tubuh, adanya gangguan dalam pertumbuhan sel, rambut rontok, diare, perlemakan hati, anemia, hingga mengalami kondisi malnutrisi energi protein, seperti kwashiorkor dan marasmus.

Banyak banget kan dampaknya kalau kita kekurangan protein. Itu sebabnya, setiap hari saya selalu menyajikan makanan yang mengandung protein buat keluarga saya. 

Biasanya, saya berbelanja untuk kebutuhan sepekan, yang isinya macam-macam. Sumber protein yang saya beli beragam. Ada daging ayam, telur, ikan basah, tahu, tempe, ikan teri, udang, cumi, kerang, hati ampela ayam, terkadang jeroan, sosis sapi, sosis ayam, nugget. 

Kalau daging sapi saya jarang beli, kecuali kalau anak-anak minta. Saya belanja tidak dalam jumlah banyak. Yang penting cukup dalam sepekan. Kadang juga malah bisa lebih dari seminggu.

Setidaknya, ada stok sumber pangan protein di kulkas. Jadi, ketika ingin makan makanan yang mengandung protein, ya tinggal dimasak.

Biasanya dalam sehari ada satu atau dua makanan berprotein yang saya masak. Kebetulan, anak-anak dan suami suka-suka saja makan sumber-sumber protein itu. Tidak pilih-pilih. Apalagi suami, pemakan segala hahaha...

Sebelum masak, pasti selalu saya tanyakan mau dimasakkan apa? Jadi, menu yang saya sajikan tergantung permintaan anak-anak. Atau, pas anak-anak mau makan baru diolah biar terasa hangat, dengan catatan selama prosesnya tidak terlalu ribet dan memakan waktu.

Kalau anak pertama dan kedua saya, lebih suka seafood seperti udang, cumi, kerang, gurita (ini kalau makan di luar). Kadang diolah dengan ditumis biasa, atau asam manis pedas, atau saos tiram atau balado. 

Ikan dipanggang juga suka dengan dicocol sambal kecap. Ikan dipecak juga dimakan. Pokoknya tidak ada protes selama masakan itu enak di lidah.

Kalau daging ayam dan telur, kesukaan anak ketiga saya, tapi juga disukai oleh kakak-kakaknya dan suami saya. Biasanya daging ayam diopor atau digoreng tepung atau dipanggang dengan sambal geprek atau ayam panggang balado. Kalau telur, lebih sering diceplok dan dadar.

Tahu dan tempe, makanan favorit suami saya, terutama kalau digoreng. Setiap hari pasti selalu ada. Anak-anak juga suka sih, apalagi kalau dimakan dalam keadaan hangat dan dicocol dengan saos sambal atau sambal terasi. Bisa habis itu. Sampai-sampai suami suka tidak kebagian.

Keluarga saya juga suka tempe orek, dicampur ikan teri, kacang tanah, pete, plus cabai hijau. Terkadang dimakannya tanpa nasi. Dijadikan camilan begitu.

Pangan hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap dan kandungan protein, vitamin dan mineral yang lebih baik. Kandungan zat-zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah diserap tubuh.

Itu sebabnya, protein hewani menjadi bagian penting dari porsi makan untuk keluarga saya setiap hari. Saya kreasikan aneka menu menarik berbahan baku protein hewani agar anak-anak tidak bosan.

Misalnya, hari ini masak pecak ikan dan tahu goreng, besoknya masak udang dan tempe goreng, besoknya lagi pindang ikan dan orek tempe, di hari lain ayam geprek dan tempe penyet. Ya, divariasikan saja. Yang penting tidak pakai ribet.

Atau hari ini pecel lele dan teri kacang, besoknya ikan goreng dan ayam goreng, besoknya lagi rendang dan tahu penyet. Pokoknya beda-beda cara mengolahnya dan pintar-pintarnya saya berkreasi.

Selain makanan-makanan itu, saya juga menyediakan sumber protein nabati yang saya olah menjadi sayur. Biasanya kacang merah dan kacang panjang. Karena yang saya tahu, makanan jenis kacang-kacangan kaya akan protein.

Kacang merah adalah kesukaan saya dan suami, sementara anak-anak tidak terlalu suka. Anak-anak lebih suka brokoli, jenis sayuran yang juga kaya akan protein. Kandungan lainnya dari brokoli yang tidak kalah bermanfaat bagi tubuh adalah serat, kalium, vitamin K dan vitamin C.

Menurut artikel yang saya baca mengenai pentingnya protein, disebutkan protein dari sumber hewani memiliki protein lengkap karena mengandung sembilan asam amino esensial. Sedangkan protein nabati dianggap tidak lengkap karena tidak memiliki satu atau lebih asam amino esensial.

Itu sebabnya, saya selalu membiasakan anak-anak konsumsi makanan yang mengandung protein sejak mereka kecil.  Terlebih di saat masa pandemi Covid-19. Dalam kondisi seperti begini, kebutuhan nutrisi anak-anak harus terpenuhi. 

Kebutuhan gizi saya perhatikan benar karena ini akan menunjang daya tahan tubuh anak-anak. Tidak tertinggal minum susu, termasuk susu kedelai.

Sebagaimana yang saya pahami, protein membantu tubuh membentuk imunoglobulin yang biasa dikenal sebagai antibodi. Antibodi berperan penting untuk melawan infeksi bakteri atau virus. Selain itu, membantu tubuh untuk mencegah terjadinya penyakit dari bakteri atau virus yang sama di kemudian hari.

Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular, maka pola makan keluarga perlu  lebih diarahkan pada  gizi seimbang. 

Itu sebabnya, saya juga sering bawel mengingatkan anak-anak untuk tidak lupa makan sayuran. Harus makan sayur karena mengandung vitamin, mineral, dan serat, yang juga bermanfaat bagi kesehatan.

Dan, Alhamdulillah sejauh ini anak-anak dan suami saya jarang sakit. Sangat jarang berobat ke dokter klinik atau rumah sakit. Kalaupun sakit, ya yang ringan-ringan seperti batuk pilek atau masuk angin.

Jadi, kalau daging ayam dan telur tidak memungkinkan untuk dihidangkan, ya masih ada sumber protein yang lain. Banyak pilihan, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun