Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Pengalaman Terbang Saya: Menangis, Tegang, Terpesona

17 Januari 2021   14:39 Diperbarui: 18 Januari 2021   02:23 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu itu, naik pesawat pribadi milik Aburizal Bakrie ketika ia menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dalam rangka kunjungan kerja ke Yogyakarta. Selama perjalanan semua lancar-lancar saja.

Moment yang paling menentukan saat naik pesawat adalah ketika pesawat siap take off dan landing. Menurut saya, ini adalah moment yang paling menentukan dalam kelancaran penerbangan. Itu sebabnya, kita selalu diminta untuk tetap duduk dan memakai sabuk pengaman.

Selama pengalaman naik pesawat, saya juga sudah mengalami berbagai situasi. Mulai dari perjalanan yang tenang-tenang saja, cuaca buruk seperti hujan dan petir, tertutup awan, berguncang, pesawat berputar-putar, hingga turbulensi. Alhamdulillah, masih diberi keselamatan hingga sampai tujuan.

Pernah dalam perjalanan dari Manokwari, Papua Barat ke Jakarta, pada 21 September 2019, pesawat yang saya tumpangi berguncang hebat beberapa kali, seperti gempa. Padahal sepenglihatan saya, cuaca dalam keadaan cerah. Tidak ada hujan, tidak ada petir. Kebetulan saya duduk dekat jendela.

Saya yang akan menyantap hidangan sarapan pun berhenti sejenak, meski perut sudah kelaparan. Wadah makanan di meja bergetar cukup hebat. Cangkir berisi teh manis bermuncratan.

Berulang kali pramugari mengumumkan "cuaca di luar tidak bersahabat". Penumpang pun dimohon untuk tetap duduk dan menggunakan sabuk pengaman.

Cuaca tidak bersahabat? Apanya yang tidak bersahabat? Saya yang duduk di dekat jendela melihat ke luar, cuaca cukup cerah. Pesawat juga tidak melewati gumpalan awan?

Dalam benak saya, yang namanya cuaca tidak bersahabat itu kalau awan gelap, hujan deras, petir menggelegar, badai. Kalau ini kan cerah. Sangat cerah. Mengapa dibilangnya cuaca tidak bersahabat?

Waktu terbang dari Jakarta ke Manokwari tengah malam, juga mengalami hal yang sama. Membuat saya tidak bisa tidur. Pramugari mengatakan "di luar cuaca tidak bersahabat". Karena gelap, saya yang duduk di dekat jendela tidak bisa "memastikan" apakah cuaca memang lagi tidak bersahabat?

Saya membayangkan kejadian buruk terjadi seperti berita kecelakaan pesawat yang saya baca. Jatuh ke laut, menghantam permukaan laut, pesawat hancur, lalu tenggelam. Iiih... bayangan yang mengerikan.

Ya memang kemungkinan nanti saya dapat asuransi kecelakaan yang nilainya bisa jadi cukup besar sebagaimana yang saya baca di berita. Ahli waris pun dapat uang duka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun