Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Elsa, Si Ulat yang Angkuh

7 Januari 2021   12:18 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:24 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Anne bersama Patrick tengah berkeliling mengitari taman bunga di senja hari, Elsa menghampiri Ulil. Ulil sebenarnya kurang menyukai Elsa karena sifatnya yang angkuh dan suka meremehkan binatang lain. Tapi karena ia ingat pesan ibunya maka ia tepiskan ketidaksukaannya itu.

"Hai Ulil, kau sudah dengar tidak kalau nanti malam Abiba si burung hantu menggelar pesta pergantian tahun? Malam tahun baruan!! Pasti banyak makanan di sana. Kita ke sana yuk," ajak Elsa pada Ulil yang tengah bersandar di dahan pohon cemara sambil memandang senja yang indah.

"Aku tidak mau ah. Nanti dimakan si Koko ayam jago. Aku takut peristiwa lalu terulang. Untung ibuku sigap menolong aku," kata Ulil memandang Elsa yang berdiri tak jauh darinya. Angin berhembus membelai punggung Ulil.

"Tidak usah takut Ulil, tenang ada aku. Aku akan menjagamu. Ah si Koko tidak ada apa-apanya itu, aku kelitik matanya pasti dia lari terbirit-birit," kata Elsa tertawa sambil memeragakan ayam jago yang lari tak jelas arah. Ulil hanya tersenyum melihat tingkah Elsa.

"Sebaiknya kita tidak usah ke sana. Aku mau di rumah saja. Ibuku pasti tidak mengijinkan aku pergi malam-malam karena waktunya untuk beristirahat. Lagi pula kita juga masih anak-anak, belum waktunya ikut berpesta bersama hewan-hewan dewasa," kata Ulil menasihati.

"Ya sudahlah kalau begitu. Aku akan pergi sendirian saja. Awas ya kalau kamu nanti menyesal," kata Elsa seraya menuruni pohon cemara perlahan-lahan kemudian menyusuri ranting-ranting yang menghubungkan dedaunan, lalu tak lama hilang dalam pandangan Ulil.

Keesokan harinya, Alicia dan Johan menghampiri rumah Anne dan Patrick. Mata kedua lebah itu sembab oleh air mata. Keduanya mengetuk-ngetuk pintu rumah mungil yang unik. Tak lama Anne pun membukakan pintu.

"Ada apa Alicia dan Johan," seru Anne dan Patrick. Keduanya sebenarnya tengah bersiap menyapa bunga-bunga, tapi akhirnya diurungkan karena mendapati tetangganya yang bersedih. Anne mempersilakan tamunya duduk di dahan yang landai. Ia juga menyiapkan dua cangkir nektar pemberian bunga-bunga.

"Elsa....huhuhu. Elsaaaa Anne... Elsa sudah matiiii huhuhu," kata Alicia dengan suara tersekat. Johan, sang suami, berusaha menenangkannya. Dielus-elus bahunya dengan lembut seraya mengucapkan kata sabar berulang kali.

"Hah...mati?? Kenapa bisa?" kata Anne dengan mata terbelalak. Patrick yang ikut mendengar perkataan Alicia juga tak kalah terkejutnya. Ulil yang sedari tadi menguping napasnya tertahan.

Alicia lalu bercerita semalam Elsa diam-diam pergi ke pesta Abiba si burung hantu. Sebenarnya, Alicia sudah melarangnya khawatir terinjak atau dimakan si Koko ayam jago. Namun, ternyata larangan ini tidak diindahkannya. Elsa selalu merasa dirinya sudah besar. Ia menyelinap di saat Alicia dan Johan tengah tertidur pulas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun