cerita fabel pertama saya. Seingat saya sih begitu. Entah ketika SD, lupa. Saya mencoba memenuhi tantangan Kompasiana untuk membuat cerita fabel hari ini, Kamis, 7 Januari 2021. Mohon maaf jika ceritanya tidak menarik.
IniBegini kisahnya...
Di suatu taman bunga yang indah di daerah Cipanas, Puncak, Bogor, Jawa Barat, hiduplah kupu-kupu betina bernama Anne bersama suaminya, Patrick. Ia hidup bertetangga dengan lebah bernama Alicia yang memiliki pasangan bernama Johan.
Kedua pasangan ini tidak memiliki anak. Lalu keduanya mengangkat ulat sebagai anak angkat. Yang satu bernama Ulil alias ulat kecil, anak angkat pasangan Anne dan Patrick. Yang satunya lagi bernama El-sa alias ulat bermata satu, anak angkat pasangan Alicia dan Johan.
Mereka hidup bertetangga sudah lama. Jauh sebelum taman bunga nan asri dibangun di sini. Taman bunga yang cantik, bertebaran aneka bunga warna warni bak pelangi. Ada yang berwarna merah, kuning, putih, ungu, orange, dan banyak lagi.
Anne terkenal cantik. Warna sayapnya memakau. Perpaduan ungu dan biru. Bulu matanya lentik. Suaranya juga merdu yang disukai semua makhluk penghuni taman ini. Ia ramah kepada siapapun yang ia temui. Tidak pilih-pilih kawan. Semua diakrabinya.
Ketika ia menyapa bunga-bunga di pagi hari seketika bunga-bunga merekah. Kelopak matanya terbuka mengurai senyuman. "Selamat pagi...semuaaaa," sapa Anne. Semburat sinar mentari pun memancar. Seakan ikut menyapa.
Anne hinggap dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Sayapnya melebar memeluk satu persatu bunga-bunga yang berseri. Tak lupa ia iringi dengan nyanyian. Senandungkan pagi dengan irama penuh kebahagiaan. Sayapnya yang indah tak lelah membawanya terbang.
Usai berkeliling taman, Anne pun kembali ke rumah. Istirahat sejenak seraya memberi makan Ulil, anak angkat yang dipeliharanya sejak bayi. Yang ia temukan saat Ulil terkapar tak berdaya di tanah kering kerontang. Entah ke mana ibunya, tak ia lihat. Anne pun memeluk Ulil lalu dibawanya ke rumah.
Rumah Anne tidaklah besar, tapi rimbun oleh pepohonan. Sejuk. Sesejuk sikap Anne pada Ulil yang selalu mengajarkan untuk selalu ramah, rendah hati, suka menolong, dan baik kepada siapapun. Ia menyadari sikap-sikap kelak akan menolongnya jika suatu ketika menghadapi marabahaya.
"Kamu harus dengarkan apa kata Ibu, ya Nak," katanya pada Ulil. Kepala Ulil dielus-elusnya dengan penuh kasih sayang. Ulil hanya mengganggukkan kepalanya. Ia merasa bersyukur memiliki ibu angkat yang baik hati dan perhatian padanya.