Berlibur ke Pulau Sempu, (Ternyata) Pulau Terlarang Dikunjungi Wisatawan

Jumat (1/1/2021) kemarin, setelah menikmati pergantian tahun di Pantai Jolangkung, saya dan keluarga menyempatkan diri ke Pulau Sempu. Sungguh menakjubkan. 

Berada di sini serasa berada di pulau pribadi. Pulau kecil yang sepi dan tenang tapi sangat indah dan memesona. Pemandangan dan suasanannya sangat romantis. 

Pulau Sempu adalah pulau kecil yang secara administratif berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Satu-satunya fasilitas yang bisa kita manfaatkan saat di Pulau Sempu ya perahu atau kapal yang akan mengantarkan kita untuk menyeberang sampai ke Pulau Sempu atau Pantai Sendang Biru. 

Di sini, tidak ada penginapan. Jadi, kalau ada yang mau menginap di sini ya harus bawa tenda dan logistik yang lengkap, termasuk kantong plastik untuk membuang sampah, yang nanti kita buang di tempat sampah saat balik ke Pantai Sendang Biru.

Nama pulau Pulau Sempu sendiri diambil dari nama pohon Sempu yang ditemukan di pulau Sempu. Pulau ini berbatasan dengan Selat Sempu (Sendang Biru) di bagian utara dan dikepung Samudera Indonesia di bagian selatan, timur, dan barat.

Pulaunya sangat indah, pantainya sangat indah, pemandangannya juga sangat indah. Semuanya serba indah. Lanskapnya yang terbagi atas pantai dan hutan yang amat cantik. Ternyata, di Malang, Jawa Timur, tersimpan mutiara indah.

Hamparan pasir putih juga begitu memukau mata. Air pantai yang jernih dengan arus ombak yang tenang menambah kesyahduan berada di pulau ini.

Dokumen pribadi

Untuk bisa sampai di sini, kami harus menyeberangi selat dari Pantai Sendang Biru dengan menyewa kapal motor bertarif Rp 150.000 per 6 orang. Pas-lah karena kami berenam. 

Tarif ini untuk dua kali trip, yaitu saat diantar ke pulau, lalu dijemput kembali ke Pantai Sendang Biru. Berapa lamnya kita berada di Pulau Sempu, ya tergantung kita mau berapa lama. 

Jadi, setelah merasa puas berada di sini, kita bisa minta dijemput dengan menelepon nelayan yang mengantar tadi. Kebetulan nelayan yang mengantar kami namanya Cak Mul. Nomor teleponnya terpampang di dermaga dekat kapal-kapal bersandar.