Begitu memasuki kawasan pantai, saya dan anak-anak seolah-olah disambut suara deburan ombak yang riuh menyapu bibir pantai. Warnanya yang jernih membaur menjadi satu dengan putihnya pasir.
Semilir angin membelai wajah-wajah riang penuh tawa yang berlarian dikejar ombak, lalu mengejar ombak, dan membiarkan diri bergumul dengan ombak.
Adanya pepohonan khas pantai membuat Pantai Klayar semakin terlihat eksotis. Bebatuan karang berdiri gagah. Laut, pasir putih, pepohonan, dan batu karang bagaikan lukisan indah yang sempurna.
Pantai Klayar memiliki bebatuan karang yang tersebar di sekitarnya. Di kanan, kiri, bahkan di sepanjang bibir pantai bertebaran batu karang. Ada batu-batu karang yang berukuran kecil, sedang, besar, hingga tinggi menjulang.
Saya sampai tidak bosan melihat lukisan alam yang begitu indah ini. Saya melihat pengunjung banyak berpose di spot-spot yang memesona itu. Memang pemandangan di sini cukup Istagramable.Â
Tidak heran, banyak yang berfoto di segala sudut. Ada yang berdiri di karang, ada yang bercengkrama dengan deburan ombak, ada juga yang melompat.Â
Meski ramai, tapi masih bisa dibilang sepi. Jadi, cukup aman dari kerumuman dan cukup aman dari penularan Covid-19.
Di sebelah kiri pantai ada batu karang yang sepintas terlihat seperti Patung Sphinx yaitu patung singa dengan kepala manusia yang ada di Mesir. Di depan batu karang ini terhampar deburan ombak yang deras.
Mungkin karena derasnya ombak dan banyaknya batu karang, maka pengunjung dilarang untuk berenang di pantai ini. Larangan ini lebih karena khawatir akan membuat pengunjung celaka.
Anak-anak pun saya ingatkan hanya untuk bermain di bibir pantai saja. Khawatir terseret saja mengingat derasnya ombak.
Pantai ini masih termasuk dalam rangkaian pantai selatan. Tidak heran, suasana khas pantai selatan tergambarkan di sini seperti ombak besar, pantai pasir putih, dan bentang pantai yang indah.