Minggu (27/12/2020) siang sebelum check out dari hotel, anak-anak mengajak saya untuk kembali mengitari Malioboro. Sepertinya, semalam anak-anak belum puas jalan-jalan di Malioboro.
Ya, siapa yang tidak tahu Malioboro jika berada di Yogyakarta, yang menjadi salah satu ikon Yogyakarta. Dari saya masih remaja hingga saya setua ini, Malioboro tak berubah.Â
Tempat ini memang sudah sangat hits dan terkenal sejak jaman dahulu. Tetap ramai dan kian cantik. Tidak membosankan untuk dikunjungi. Anak-anak saya yang baru pertama kali ke sini saja sudah kepincut.
Kami menang sengaja menginap di hotel yang tak begitu jauh dari Malioboro agar memudahkan kami jika ingin ke sini. Tinggal berjalan kaki saja, sampai deh di Malioboro.
Malioboro memang selalu menjadi magnet bagi wisatawan untuk menghabiskan waktu liburan. Berbelanja mulai dari blangkon, gantungan kunci, miniatur andong, batik, kaos khas Jogja, dan banyak lagi.Â
Anak-anak malah berburu kaos batik dan kaos yang bertuliskan Jogyakarta. Kebetulan di salah satu toko di jalan Malioboro menjual dengan harga promo. Jadi, anak-anak cukup puas.Â
Sebenarnya kaos-kaos semacam ini sering saya bawakan ketika saya berkunjung ke Jogjakarta, jadi tidak asinglah. Mungkin nuansanya jadi lain ketika membeli sendiri. Barangkali ada cerita yang bisa dia bagikan ke teman-temannya.
Rasanya memang ada yang kurang lengkap kalau tidak menyambangi Malioboro saat liburan di sini. Objek wisata ini bikin banyak orang kangen untuk kembali berkunjung ke sini.
Tempat yang tidak pernah mati. Ada saja keramaian di kawasan ini. Para penjaja makanan berjejer di sepanjang jalan. Banyak jajanan khas Yogyakarta ditawarkan di area lesehan ini. Tidak berubah. Masih sama seperti dulu.
Saat makan malam pada Sabtu (26/12/2020), keramaian di Malioboro masih saja tampak. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 22.30. Meski pusat perbelanjaan tutup, namun di jalan dan toko di kawasan ini tetap buka.
Saya perhatikan, pengunjung malam itu cukup membludak di kawasan utama pariwisata Malioboro. Entah karena malam minggu, entah karena me