Hebatnya, meski ia disibukkan dengan sejumlah aktifitas -- bekerja, berorganisasi, berpolitik, namun ia mampu menyeimbangi dirinya sebagai istri dan ibu. Ia selalu menekankan kepada saya untuk tidak melupakan kodrat perempuan sebagai istri dan ibu dari empat anak -- Ato Wurianto, Agi Wibianto, Adito Wirbianto, dan Ardi Amandianto.
"Apapun jabatan kita, seberapa banyak kekayaan kita, isteri tetaplah isteri yang harus memposisikan dirinya sebagai isteri, yang menghormati dan menghargai suami," katanya suatu ketika saya apa resepnya menjaga keluarga tetap harmonis di tengah kesibukannya.
Prinsip yang menginspirasi yang sampai saat ini saya ikuti. Meski saya seorang pekerja, yang sering disibukkan dengan urusan pekerjaan atau penugasan ke luar kota, urusan keluarga tetap menjadi skala prioritas saya. Terbukti, sebelum dan sesudah beraktifitas di luar rumah, saya masih bisa mengurus anak-anak saya.
Bagi Ibu Giwo, menjadi pemimpin bukanlah jalan mencari pengikut melainkan untuk melahirkan kader atau calon-calon pemimpin di masa depan. konsepnya adalah pemberdayaan. Pemimpin bukan hanya mampu mengkoordinir tapi juga mampu menjadi panutan dan teladan yang baik.
Ibu Giwo adalah penyuka hewan kura-kura. Ia mengoleksi berbagai hal yang "berbau" kura-kura. Mulai dari bross, batik, tas, asbak, perhiasan, baju, hewan hidup kura-kura, bahkan surat undangan pernikahan anak-anaknya ada motif kura-kura. Tak terhitung jumlahnya. Sampai-sampai ia meraih piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai kolektor kura-kura terbanyak di Indonesia (bahkan dunia).
Dari kura-kura Ibu Giwo mendapatkan banyak pelajaran, sekalipun hewan tersebut hanya mampu berjalan lambat. Prinsipnya, biar lambat asalkan selamat. Meski lambat tapi memiliki tujuan yang pasti. Prinsip itulah yang selalu dipegangnya. Baginya, hewan yang bertempurung itu memiliki kelebihan lainnya dibanding hewan lain.Â
Hewan tersebut baginya mempunyai filosofi yang sangat kuat yang bisa diterapkan dalam pernikahan, yang dapat membentuk keluarga yang kokoh dan bahagia. Kura-kura juga bisa dijadikan lambang kebahagiaan, kemakmuran, dan panjang umur.Â
"Setiap gerak gerik kura-kura selalu tersirat makna kesabaran, ketelitian, berjiwa tenang, pantang menyerah, penuh kebijaksanaan dan ketegaran. Berdasarkan Feng Shui, kura-kura merupakan lambang bukit perlindungan daerah Utara yang kokoh dan kuat. Juga simbol kenyamanan dan kedamaian," terangnya.
Dari sosoknyalah yang mengajarkan saya untuk tidak melupakan kodrat saya sebagai isteri dan ibu mengingat saya yang sudah berkeluarga. Jika kita memahami kodrat perempuan, insyaallah akan tercipta keluarga yang bahagia dan harmonis.
Tak lupa juga pemerhati masalah keluarga dan anak ini mengingatkan saya (dan keluarga lainnya) untuk selalu menjaga komunikasi dengan pasangan dan anak-anak. Karena pada umumnya, persoalan yang terjadi di keluarga disebabkan kurangnya komunikasi yang hangat dan akrab.