Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Perlu Takut Vaksin Covid-19

14 Desember 2020   19:27 Diperbarui: 14 Desember 2020   19:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PB IDI dr. Daeng Faqih (dokumen pribadi)

Namun, program vaksinasi ini akan berhasil jika seluruh masyarakat Indonesia mau berpartisipasi secara aktif untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sehingga dapat membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.

Herd immunity bisa didapatkan jika 60 hingga 70 persen penduduk Indonesia telah memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus. Artinya, butuh partisipasi 60 sampai 70 persen dari total penduduk Indonesia yang divaksin agar Covid-19 tidak bisa menular dan kasus penularan terhenti.

Dokter Daeng menyakini ini bisa terpenuhi mengingat jumlah peserta PBI BPJS Kesehatan (yang ditanggung pemerintah) dan peserta Jamkesda sudah lebih dari 50 persen. Kekurangannya yang 10 sampai 20 persen lagi bisa terpenuhi dari masyarakat secara mandiri.

Ketua Umum PB IDI dr. Daeng Faqih (dokumen pribadi)
Ketua Umum PB IDI dr. Daeng Faqih (dokumen pribadi)
Terkait pre order 1,2 juta vaksin Sinovac dari China, IDI bisa memakluminya karena ada 152 negara yang "berebut" vaksin tersebut. Jika Indonesia tidak melakukan hal serupa, dikhawatirkan Indonesia tidak kebagian dan itu akan berdampak pada penanganan Covid-19, yang bisa jadi semakin tidak bisa dikendalikan.

"Memang Indonesia juga tengah mengembangkan vaksin Merah Putih, tapi kan juga belum diketahui pasti keefektifan dan keamanannya. Masih sama-sama gambling. Kita bersikap nasionalis iya, tapi juga harus mempertimbangkan nyawa banyak orang. Lagi pula kan vaksin Sinovac belum bisa langsung dipakai, harus ada ijin BPOM terlebih dulu. Sama juga, vaksin Merah Putih kan harus dapat ijin BPOM baru bisa diedarkan," katanya.

Ketua Tim Khusus New Normal yang juga Wakil Ketua Umum 2 PB IDI, dr Slamet Budiarto, menyampaikan, vaksin sangat diperlukan karena jumlah penambahan kasus Covid-19 terus bertambah, begitu pula angka kematiannya. Penyebabnya, protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik oleh masyarakat.

"Tenaga kesehatan sudah banyak yang wafat akibat Covid-19. Data terakhir pada 5 Desember 2020 menunjukkan, sebanyak 342 orang tenaga medis wafat, terdiri dari 206 dokter, dan 136 perawat. Hari ini saja ada dua dokter yang wafat karena Covid-19. Sementara sampai sekarang belum ada obat yang secara spesifik membunuh virus SARS Cov-2 penyebab Covid-19," tukasnya.

Jadi, satu-satunya harapan ya dengan vaksin yang diyakini dapat memberikan kekebalan atau antibodi tubuh sehingga diharapkan bisa menurunkan angka kematian akibat Covid-19, dan angka infeksi pun berkurang.

PB IDI sendiri sudah melakukan sosialisasi di 8 provinsi mengenai pentingnya vaksinasi.

Dukungan IDI ini, katanya, untuk masyarakat dan NKRI agar pandemi bisa dikendalikan. Kalau, BPOM sudah melakukan pengawasan dan penilaian terkait keamanan, mutu, dan efektifitas vaksin Covid-19, IDI siap bergerak.

Pemerintah sebagaimana disampaikan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, sudah memetakan kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun