aku kembali bertemu desember, bersama rintik hujan yang membawa kepingan kenangan yang tertinggal, dan bilur-bilur kerinduan yang terbawa angin, dingin terhempas oleh selaksa bayangmu.
kau tahu aku pasti akan menemukanmu, entah dalam gelapnya awan, atau dalam pekatnya langit yang muram, juga dalam lambaian dedaunan, bersama aroma tanah yang mengingatkanku pada jejak-jejak, yang kita lalui bersama.
aku tak akan pernah lupa desember, bulan terindah tentangmu, saat rona kebahagiaan terpancar, dari raut wajahmu yang tegas, tak perlu aku ucapkan tentang keindahanmu, karena kau tahu pasti isi hatiku.
kepadamu desember, tak perlu kau risau, aku tak pernah melupakanmu, jarak yang membentang antara kau dan aku, kau selalu ada di hatiku, tak akan terhempas oleh derasnya gelombang.
tak perlu juga kau gusar, hujan yang berteriak pilu, tak akan berlari aku darimu, pergi meninggalkanmu sendiri, karena putaran waktu bersamamu, lebih kuat dari sekedar rintik rindu di hatiku.
"selamat ulang tahun cintaku," kataku berbisik, di pusara cinta, yang basah oleh kenangan, dan kubiarkan hujan memelukmu memelukku erat, menyelimuti kebersamaan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H