Senin (23/11/2020) siang saya mengikuti kajian online muslimah yang diadakan Majlis Ta'lim Masjid Al Ihsan Permata Depok -- kompleks rumah tempat saya tinggal. Ini kajian bulanan yang diadakan oleh Majlis Ta'lim berbeda yang ada di masing-masing sektor perumahan ini.
Kali ini giliran Majlis Ta'lim Jannatul Ma'wa Safir yang menjadi pihak penanggung jawab (kalau saya di sektor Berlian). Tema yang diangkat yaitu "Mengenal dan Memahami Bahasa Kasih Pasangan Hidup" dengan pembicara dr. Aisah Dahlan, CHt.
Siapa yang tidak kenal dengan sosok dr. Aisah Dahlan, CHt yang kerap wara wiri di berbagai platform media seperti Youtube, Facebook, dan Instagram, untuk berbagi tips-tips membentuk keluarga yang bahagia sesuai tuntutan agama. Wajah Ketua AIRI (Assosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia) ini juga sering menghiasi layar kaca.
Jadi tidak heran jika perempuan yang meraih banyak penghargaan ini saat "berceramah" selalu diikuti banyak orang. Penyampaiannya yang lugas dan terkadang diselingi dengan candaan, cukup jitu mengena di hati para pendengarnya, terurama kaum perempuan yang sudah berkeluarga.
Kembali ke tema pembahasan.
dalam diri seseorang.
Lantas, apakah menyatakan cinta kepada pasangan harus diungkapkan dengan kata-kata? Misalnya, dengan setiap hari mengucapkan "i love you" atau "aku cinta ayah/ibu"? Apakah dengan mengucapkan "kata sakral" ini pasangan lantas sudah cukup yakin bahwa kita memang mencintainya?
Watak diturunkan secara genetik. Tidak berubah tapi bisa dibentuk. Program watak yang diturunkan secara genetik melalui kromosom itu, Allah simpan di bagian otak yang dinamakan lobus parietal. Sedangkan program pembentukan karakter disimpan di lobus frontalis.
Pembentukan karakter ini disimpan dalam program otak bagian depan (lobus frontalis). Jika 2 watak bawaan disimpan di otak bagian parietal maka 2 watak yang lain disimpan di bagian frontalis. Tugas orang tuanyalah untuk membentuk karakter sang anak.
Ada empat watak kasih pada manusia. Bagaimana kita bisa mengetahui watak pasangan kita? Ada cara yang paling sederhana untuk mendeteksinya dengan menjawab spontan pertanyaan seperti ini.
Apabila kita disuruh membuat suatu pentas drama peran apa yang kita ingin mainkan? Apakah 1. artis, 2. sutradara, 3. penonton, atau 4. penulis skenario?Â