Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tetangga Positif Covid-19? Jangan Kucilkan!

8 November 2020   12:23 Diperbarui: 9 November 2020   04:31 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di blok rumah saya, ada satu warga yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil test swab di salah satu rumah sakit di Kota Depok. Kepastian ini sebagaimana dilaporkan dokter tetangga saya yang menjadi tim Satgas Penanggulangan Covid-19 di wilayah perumahan tempat tinggal saya.

Informasi ini dishare di group warga. Mendapat informasi ini saya tidak langsung panik. Biasa-biasa saja. Meski jarak rumah tetangga saya yang positif Covid-19 dengan rumah saya hanya terpisahkan oleh empat rumah. 

Tidak seperti di awal-awal pandemi yang diliputi kekhawatiran. Mungkin karena sudah "terbiasa" jadi informasi ini saya sikapi dengan lebih tenang. Paling lebih waspada saja jadinya. Saya pikir Covid-19 sudah berlalu, ternyata...

Selama 8 bulan dilanda pandemi Covid-19, ternyata virus Corona berhasil juga merangsek ke sektor tempat tinggal saya. Selama ini, masih aman-aman saja. 

Yang kena justeru di sektor lain dan menurut informasi yang dibagikan di group tetangga, Alhamdulillah semua dinyatakan sembuh. Di tengah berita gembira itu, eh di blok rumah saya ada yang kena juga.

Yang ingin saya kisahkan di sini bukan bagaimana Covid-19 yang sesukanya menulari virusnya. Melainkan, bagaimana tetangga-tetangga rumah yang berjibaku membantu kebutuhan logistik tetangga yang positif itu.

Meski yang dinyatakan positif hanya seorang dalam keluarga itu, bukan berarti anggota keluarga lain dalam keadaan aman. Bukan hanya seorang saja yang harus melakukan isolasi mandiri, tetapi orang-orang yang ada di rumah itu.

Itu berarti, selama mereka melakukan isolasi, selama itu mereka tidak boleh ke mana-mana. Setidaknya selama 14 hari ke depan. Lalu bagaimana keluarga ini bisa memenuhi kebutuhan logistiknya?

Semalam suami saya meminta saya untuk berkoordinasi dengan pengurus RT dalam penyaluran bantuan makanan kepada keluarga tersebut. "Soalnya untuk urusan makanan dan logistik ini dihandle ibu-ibu," kata suami.

Tapi syukurlah, sebelum saya beraksi, para ibu pun bergerak mengkoordinasikan keadaan yang tentu saja dimotori ibu RT tempat tinggal saya melalui group WhatsApp. Membicarakan pembagian siapa-siapa ibu yang berkenan menyediakan makanan pada pagi, siang, dan malam.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tak lupa, bu RT memberikan catatan bahwa makanan siap santap disediakan untuk 2 orang dewasa dan 3 orang anak (1 remaja, 2 anak). Makanan tersebut diserahkan ke pos satpam yang nanti satpam yang akan membantu memberikan ke rumah yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun