Bagaimana dengan harganya? Seingat saya sih sekitar Rp35.000. Dibilang mahal tidak, dibilang murah juga tidak. Terjangkaulah. Harganya juga sebanding. Apalagi kereta yang saya naiki kelas eksekutif. Ini bukan karena mentang-mentang saya dibayari. Kalau bayar sendiri pun saya akan bilang begitu juga kok (nyengir)
***
Ini saat saya "makan siang" di warung yang tidak begitu jauh dari Stasiun Tasimalaya, Jawa Barat, pada 13 November 2019. Sambil menunggu jadwal keberangkatan, Mbak Melinda, staf humas Kementerian Koperasi dan UKM mengajak saya makan.Â
Tempatnya enak, suasana rumah yang didesain jaman old. Semua serba jadul. Lemari, televisi, hiasan dinding, kursi, meja saya perkirakan sudah masuk kategori barang antik. Lumayan cozy-lah untuk mengisi waktu.
Saya lupa nama kedainya apa. Pokoknya tidak jauh dari Stasiun Tasikmalaya. Tidak sampai 100 meter menurut perkiraan saya.
Saya memesan bakso malang campur. Harganya sekitar Rp20.000. Rasanya enak dan cukup mengenyangkan. Yang bayar, jelas bukan saya hehehe...
***
Saya berada di ruang tunggu Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Banten. Menunggu relasi yang mengajak saya. Di saat perut saya mulai berisik minta makan, tiba-tiba hp saya berbunyi.Â
"Ibu sudah sarapan belum? Saya lagi di Bakmi GM," kata mbak Nay, relasi saya dari LPDB KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM, di Bandara Soekarno Hatta, pada 4 Desember 2019. Dia sempat wa saya ternyata tapi tidak terespon oleh saya.Â
Wah jelas saya senang dong. Di saat perut lapar ada yang menawari makan. Siapa yang berani menolak tawaran mbak humas yang mendampingi saya itu?
Sebenarnya saya sudah makan di rumah. Tapi entahlah, perut saya bawaannya selalu lapar melulu. Ketika saya menghampirinya, ia meminta saya untuk duduk manis saja. Katanya, biar dia yang mengurus. Saya serasa orang penting saja.
Saya minta nasi goreng seafood. Harganya, wow bikin mata saya tak berkedip. Meski makanan saya ini dibayari, tetap saja terasa mahal oleh saya.Â