Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Begini Protokol Kesehatan Covid-19 Saat Naik Kereta Lebih Pagi

4 November 2020   11:14 Diperbarui: 4 November 2020   11:27 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Stasiun Citayam tadi pagi (Dokumen pribadi)

Pagi ini saya ada agenda kegiatan di kantor Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang satu gedung dengan Kementeriaan Koordinator Kemaritiman, di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat.

Agenda dijadwalkan jam 09.00. Berarti saya seharusnya jam 7.30 sudah ada di Stasiun Citayam agar tidak terlambat. Tapi ternyata saya sampai jam 7.55. Itu juga diantar suami.

Pas saya sampai di Stasiun Citayam, ternyata ada antrian yang dipisah. Antrian yang ke arah Stasiun Jakarta Kota ada di sebelah kanan, sementara antrian yang tujuan Jatinegara berada di sebelah kiri. 

Karena saya turunnya di Stasiun Sudirman, maka saya ikut antrian di sebelah kiri. Tapi antrian tidak terlalu panjang, jadi tidak terlalu ramailah menurut saya. Tidak seperti yang saya lihat di media sosial.

Ketika ada pengumuman kereta tujuan Stasiun Tanah Abang hingga tujuan akhir Stasiun Jatinegara, rantai pembatas antrian dibuka. Yang tujuan Stasiun Jakarta Kota tetap ditutup sampai kereta tujuan tersebut akan tiba di Stasiun Citayam.

"Yang Jatinegara ayo masuk. Jangan lupa pakai masker, baju lengan panjang, kalau perlu pakai face shield juga. Berdiri di tanda antrian ya, lihat ke bawah," kata petugas berseragam marinir memberikan pengumuman melalui toa.

Saya memang sering melihat tulisan "antrian ke Jakarta Kota" dan "antrian Jatinegara" di setiap stasiun yang saya singgahi. Tapi belum ada gambaran bagaimana bentuk antrian itu. Saya baru mendapat gambaran ya hari ini. Norak kan saya hahaha...

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Karena saya turun di Stasiun Sudirman, saya pun memilih berdiri di gerbong khusus perempuan. Gerbong paling depan. Saya perhatikan ada tiga baris antrian yang akan naik kereta tujuan Stasiun Jatinegara ini.Kereta pun tak lama tiba. 

"Semua penumpang harus naik. Tidak ada yang boleh tinggal di peron, kecuali ibu hamil atau orang yang sakit," petugas memberikan pengumuman berulangkali ketika kereta berhenti di Stasiun Citayam.

Ketika saya naik, saya melihat beberapa penumpang ada yang masih duduk di sekitar peron. Saya perhatikan petugas yang memberikan pengumuman tadi menghampiri.

"Ibu mau ke mana, kenapa nggak naik?" tanya petugas yang terdengar oleh saya. Selanjutnya entah apa yang dibicarakan karena kereta sudah melaju.

"Mas kenapa penumpang nggak boleh tertinggal di peron?" tanya saya kepada petugas yang berada di gerbong khusus perempuan.

"Oh kan ada pembatasan kerumunan biar tidak menambah kerumunan dari penumpang dari tujuan lain," jawabnya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
"Terus penumpangnya disuruh ke luar atau bagaimana?" tanya saya."Paling diminta untuk menunggu di tempat antrian," katanya.

Saya sendiri terus terang selama Covid-19 baru pertama kali ini ikut antrian. Biasanya, masuk ya masuk saja. Mungkin karena waktunya lebih pagi dari biasanya.

Ya bagus juga menurut saya ada antrian begitu agar penumpang jadi lebih teratur dan kerumunan dapat dihindari. Karena sebagaimana kita ketahui, penularan Covid-19 banyak terjadi ketika menggunakan transportasi kereta ini.

Di dalam kereta, saya berdiri hingga Stasiun Sudirman. Berapa stasiun itu. Ada 15 stasiun ya? Ah, itu mah sudah biasa. Membuktikan tulang-tulang saya kuat hahaha...

Selama perjalanan saya perhatikan penumpang cukup penuh. Penumpang semua terlihat hening sibuk dengan gawainya masing-masing.

Ada juga tiba-tiba penumpang ditegur petugas ketika ketahuan menelepon. Ya jelaslah ketahuan. Menelepon dengan suara keras dan di dekat petugas hahaha...

Ya kan sudah diinformasikan berkali-kali dilarang berbicara dengan sesama penumpang, dilarang menelepon, dilarang pakai masker scuba dan buff, dilarang makan dan minum. Mungkin dia lupa atau tidak tahu atau... entahlah. 

Apapun yang alat transportasi yang kita gunakan, harus disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sebagaimana yang selalu diserukan petugas kereta melalui pengeras suara.

"Jangan lupa pakai masker dengan baik dan benar menutupi hidunh dan mulut, jangan lupa menjaga jarak, jangan lupa mencuci tangan pakai sabun dalam air mengalir atau hand sanitizer sebelum dan sesudah menggunakan kereta. Semoga selamat sampai tujuan," begitu katanya yang selalu disampaikan secara berulang.

Demikian laporan pandangan mata saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun