Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapal Tua yang Sesak

31 Oktober 2020   23:35 Diperbarui: 31 Oktober 2020   23:54 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

satu tahun sudah aku arungi bahtera
kapal yang kutumpangi begitu sesak
riuh oleh jeritan tidak keadilan

teriakan-teriakan kehilangan
begitu memekakkan telinga
menggema ke seluruh penjuru langit

aku tak bisa berbuat apa-apa
melihat peluh berubah tetesan darah
mendengar derai air mata yang berjatuhan

kapal tua yang aku tumpangi kian oleng
seperti tak sanggup lagi menampung beban
yang terus disesaki geraman kekecewaan

dipukuli nasib
dihantam keserakahan
ditikam kebohongan

ke mana kejujuran?
di mana kesejahteraan?
bagaimana dengan keadilan?

nahkoda tak jua bergeming
ia hempaskan segala asa
yang sudah digantungkan kepadanya

kapal ini terus saja melaju
kian terombang-ambing
dalam belitan masalah yang kian kusut

entah kapan kapal ini sampai
ke pintu gerbang kemakmuran
di tanah yang beradab

ku hitung masih ada waktu
hingga 4 tahun purnama
semoga kapal ini menuju negeri adil makmur nan sentosa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun