Kekhawatiran saya terbukti juga karena hasil rapid test masyarakat yang berlibur ke puncak, Bogor, banyak yang hasilnya reaktif. Mereka yang reaktif diminta untuk pulang, tidak diperkenankan melanjutkan perjalanannya.
Menurut saya, untuk memutus mata rantai penyebaran itu kuncinya ada di individu masing-masing. Seberapa sering pemerintah berupaya, kalau individu-individunya tidak peduli, tidak sadar-sadar, ya upaya pencegahan itu tidak akan berhasil.
Itu sebabnya, libur panjang ini saya memutuskan tidak ke mana-mana. Dihabiskan di rumah saja. Anak-anak juga tidak protes dan tidak menanyakan, "Ke mana kita liburan kali ini?"
Yang ada malah saya yang menanyakan karena anak-anak tidak ada yang menanyakan. "Kak, kita mau liburan ke mana?" tanya saya kepada anak kedua saya.
"Mau ke mana, orang dalam kondisi begini, enakan juga di rumah," jawabnya sambil tertawa. Mungkin karena sudah terbiasa di rumah, jadi sudah terbiasa pula dengan suasana di rumah. Rasa bosan dan rasa jenuhnya sudah dapat dilaluinya.
Jadilah saya dan anak-anak mengisi waktu dengan nonton bersama dengan memanfaatkan jaringan internet, olahraga bersepeda bersama, masak bersama, makan bersama, bersih-bersih rumah bersama, sambil mengobrol-ngobrol.Â
Saya ajak juga anak saya belanja kebutuhan sepekan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada anak saya, ingin belanja apa. Saya ingin mengajarkan anak saya untuk bisa tahu apa saja nama-nama pangan yang dibelinya.
Kegiatan-kegiatan itu, selain menghadirkan kegembiraan, juga membuat suasana menjadi lebih akrab. Dan, secara tidak langsung saya mengajarkan anak-anak untuk  mandiri. Anak-anak asyik-asyik saja tuh tidak ada keluhan.
Selepas itu, sesekali saya juga mengisinya dengan malas-malasan dengan bersantai di tempat tidur sambil nonton atau bermain game di ponsel, sambil sesekali ngobrol di group.
Untuk melepaskan rasa kangen pada momen liburan bersama, saya mengajak anak-anak melihat-lihat foto saat liburan bersama, sambil mengulang keseruan saat itu dengan bercerita kembali suasana liburan saat itu.
Menurut saya sih menikmati libur panjang di rumah ya tak kalah menyenangkan dibanding dengan pergi mengunjungi objek wisata. Tidak membosankan juga. Saya dan anak-anak masih bisa tertawa lepas.