Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lima Bulan di Kompasiana, Saya Dapat Banyak Ilmu Kehidupan

22 Oktober 2020   09:15 Diperbarui: 22 Oktober 2020   09:36 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, saya belum tertarik juga, untuk mengisinya. Di blog pribadi hanya sesekali. Hingga akhirnya Covid-19 meluluhlantakkan berbagai segi kehidupan. Akibat virus Corona membuat banyak orang harus berdiam di rumah. Termasuk saya.

Karena banyak berdiam di rumah otomatis saya memiliki waktu yang cukup luang. Tiba-tiba saya jadi teringat dengan Kompasiana. Saya coba buka ternyata passwordnya salah. Jadi bikin password baru, kemudian memverifikasi dan memvalidasi data-data saya.

Saya pun mendapatkan centang hijau dan menyatakan akun saya terverifikasi. Pada Mei 2020 baru saya mulai aktif menulis. Tulisan pertama saya berupa puisi berjudul "Duhai Corona".

Yang membacanya sedikit di bawah 10, ada yang vote dan ada juga yang memberikan komentar. Karena saya tidak tahu cara mengetahui siapa yang memvote dan siapa yang berkomentar, saya diamkan.

Dalam sebulan baru saya paham untuk melihat siapa saja yang memvote dan berkomentar atau bagaimana saya memvote dan berkomentar, ternyata ada di bagian bawah setelah tulisan. Maklum saya kan pakai hp dan di layar dihiasi dengan banyak iklan jadi pandangan mata saya terhalang.

Sebelumnya yang saya pencet grafik yang berbentuk kotak-kotak biru itu, tapi tidak ada perubahan. Saya pencet berulang kali icon mata, hati, dan kotak di bawah tulisan, tetap tidak berubah.

Setelah saya tahu itulah saya mulai sering menulis. Ada kebahagiaan tersendiri ketika tulisan dibaca oleh orang lain meski jumlah viewnya sedikit. Saya jadi ketagihan seolah-olah mendapatkan suntikan semangat. View yang sedikit saja begitu berpengaruh, apalagi jika viewnya banyak.

Dan, yang membuat saya semakin jatuh cinta dengan Kompasiana adalah relasi yang terbangun dengan sesama Kompasianer yang tidak saya kenal dan belum berjumpa sama sekali.

Memberikan komentar, lalu membalas komentar membuat ruang dialog yang hangat, yang membuat saya semakin terikat dan merasa menjadi bagian keluarga besar Kompasiana.

Di Facebook sih memang ada kolom komentar juga, tapi yang saya rasakan tidak segreget di Kompasiana. Mungkin karena kawan-kawan FB saya sebagian besar adalah orang-orang yang sudah saya kenal. Jadi biasa saja.

Berbeda dengan Kompasiana. Anggotanya tersebar di berbagai provinsi, di luar negeri juga, belum ada yang saya kenal secara fisik maupun personal. Jadi ada nuansa baru yang mengeratkan. Semakin mengasyikkan karena ada kolom komentar untuk sekedar saling menyapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun