Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Clean", Saya Dinyatakan Bebas dari Paparan Radioaktif

21 Oktober 2020   12:23 Diperbarui: 21 Oktober 2020   12:32 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


 

Selasa (20/10/2020) kemarin, saya dan beberapa kawan yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapiptek) mengunjungi Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Lokasinya berada di Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Puspiptek sendiri adalah kawasan riset terbesar di Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi.

Kami diterima oleh Bapak Arif Iman Nugroho, Kasubag Persuratan, Kepegawaian dan Dokumentasi Ilmiah.

Karena berada di ruang radiasi maka sejumlah protokol harus dijalankan. Selain memeriksa cek suhu tubuh dan memakai masker, tentunya. Bekerja dengan materi radioaktif memang harus berhati-hati dan menuntut keselamatan tinggi.

Sebelum memasuki ruang radiasi, saya dan kawan-kawan harus memakai alas kaki khusus yang menutupi sepatu yang kami kenakan.

Lalu masuklah kami. Sebelum mengitari ruang radiasi, saya harus mengisi daftar tamu, yang berisi nama, instansi, keperluan, bertemu dengan, jam masuk, kemudian tanda tangan.

Setelah itu, kami pun diberikan jaket khusus, yang biasa dipakai peneliti, hanya saja ini lebih tebal dan lebih halus permukaan kainnya. Saya pun memakainya. Saya serasa seorang peneliti. Keren deh.

Kemudian, kami dibawa ke ruang hot cell. Ini adalah ruang penahan radiasi nuklir. Ruangan khusus untuk proses radioisotop untuk menghasilkan produk radiofarmaka atau obat yang mengandung radioisotop yang dihasilkan dari radiasi nuklir.

Meski nuklir lebih sering digunakan untuk tujuan damai dan kemashalatan manusia di muka bumi, bukan berarti kita tidak berhati-hati. Karena radiasi yang dihasilkan dari iptek nuklir ini bisa memengaruhi kesehatan tubuh manusia.

Ingat tidak kasus limbah radioaktif yang ditemukan di perumahan warga di Serpong, Tangerang Selatan beberapa bulan lalu? Meski limbah tapi tetap mengandung radiasi dengan kadar tertentu, sehingga perlu penanganan yang hati-hati.

Bapak Arif Iman Nugroho, Kasubag Persuratan, Kepegawaian dan Dokumentasi Ilmiah memperlihatan wadah cuplikan (dokpri)
Bapak Arif Iman Nugroho, Kasubag Persuratan, Kepegawaian dan Dokumentasi Ilmiah memperlihatan wadah cuplikan (dokpri)

Kembali ke ruangan hot cell. Di sini, kami ingin melihat lebih dekat hasil-hasil temuan Batan di bidang kesehatan, terutama yang berkaitan dengan pengobatan kanker.

Di dalam ruangan ini ada beberapa alat berupa crene dengan tangan robot atau alat telemanipulator yang menggerakkan produk untuk diradiasi. Tangan robot ini memindahkan cuplikan dari ruang yang satu ke ruang lainnya.

Petugas yang bertugas dalam mengoperasikan alat ini harus memakai alat pelindung diri lengkap seperti halnya tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien-pasien Covid-19.

Produk obat yang akan diradiasi dimasukkan ke dalam wadah berbentuk tabung (cuplikan) Dalam satu tabung ini dalam pengamatan saya bisa muat 10 botol kecil cairan obat.

PTRR sendiri mengaju pada CPOB (cara pembuatan obat yang baik) sesuai dengan Perka BPOM Nomor 13 tahun 2018.

Untuk produksi radioisotop mengacu pada Aneks 9 tentang Radiofarmaka dan Aneks 1 tentang pembuatan obat steril. Karenanya, pengawasan prosedur ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten).

Pemenuhan sistem mutu ini penting mengingat produksi radioisotop ini melibatkan bahan baku radioaktif.

Dikatakan, terdapat 5 produk radioisotop dan radiofarmaka yang akan ditargetkan selama kurun waktu 2020 -- 2024.

Pertama, Generator Mo-99/Tc-99m menggunakan Mo-99 non fisi, digunakan untuk diagnosis kanker, dapat digunakan pula untuk diagnosis jantung dan ginjal.

Kedua, Radiofarmaka berbasis PSMA (prostate specific membrane antigen) yang digunakan untuk diagnosis dan terapi kanker prostat. Lu-177-PSMA digunakan untuk terapi, namun hasil pencitraan sebaran radiofarmaka di dalam tubuh dapat digunakan pula untuk mengetahui status terakhir sebaran kanker yang ada di dalam tubuh.

Ketiga, Kit radiofarmaka Nanokoloid HAS, digunakan untuk diagnosis sebaran kanker ke kelenjar limfa (limfoscintigrafi), khususnya sebaran dari kanker payudara.

Keempat, Kit radiofarmaka EDTMP merupakan generasi baru radiofarmaka untuk terapi paliatif kanker tulang. Ini dapat digunakan untuk daerah daerah yang jauh dari lokasi produksi.

Kelima, Contrast agent berbasis gadolinium untuk MRI contrast agent. Radioisotop atau tradiotracer digunakan pada saat pengembangan, produk akhir tidak mengandung radioisotop.

Setelah puas mendapatkan penjelasan mengenai alur radioisotop yang menghasilkan radiofarmaka, usai sudah kunjungan kami.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sebelum keluar ruangan, kami harus diperiksa apakah tubuh kami bersih dari radiasi?

Area radioaktif ini memang dilengkapi monitor kontaminasi atau surveimeter. Jenis emisi radiasi dan waktu paruh isotop radioaktif merupakan parameter pengukuran tingkat risiko.

Ada alat khusus seperti alat timbangan yang di kanan dan kirinya ada rongga. Jadi, tangan kiri dan tangan kanan dimasukkan ke dalam rongga tersebut sampai mentok. Tak lama mesin akan membaca dari skala 10 hingga clean.

Jika di tubuh kita bersih dari radiasi, mesin akan menberitahukan dengan suara. "10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, clean," begitu suara mesin yang terdengar dengan menampilkan tulisan clean berkedip-kedip di layar monitor.

Kalau hasil pemindaian di tubuh kita ada paparan radiasi, harus dibersihkan dengan cairan khusus hingga hasilnya clean.

Setelah itu, jas peneliti kita kembalikan kepada petugas, dan alas kaki ditaruh di keranjang biru, yang katanya akan dicuci dengan cairan khusus.

Tuntas sudah kunjungan ini. Dan, kami pun pulang ditemani rintik hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun