Sebenarnya, agenda Minggu (11/10/2020) pagi kemarin itu tidak ada kegiatan olahraga berjalan kaki mengelilingi area sirkuit Sentul yang berada di area Hotel Lor Internasional (LORIN) Sentul, Jawa Barat.Â
Menjadi ada karena Deputi Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Bapak Arif Rahman Hakim mengajak saya dan kawan-kawan untuk olahraga jalan kaki. Bapak Deputi ingin mengenal kami secara lebih dekat mengingat ia belum lama ini menjabat jabatan tersebut.
Berhubung permintaan itu disampaikan Sabtu (10/10/2020) kemarin saat Pelatihan Kewirausahaan dan Inovasi yang diadakan Kementerian Koperasi dan UKM, maka saya dan kawan-kawan berolahraga dengan pakaian yang apa adanya. Saya sendiri pakai baju panjang berwarna hitam dan memakai sandal.
Karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, kami pun memakai masker, dan sebisa mungkin saling menjaga jarak.Â
Jam 6.30 pagi kami bersama Bapak Arif Rahman Hakim, Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan Bapak Nasrun, dan Kabid Lembaga Kewirausahaan Bapak Anang Rahman mulai berjalan kaki dengan start dari hotel menuju area sirkuit Sentul.
Meski saya sering menghadiri agenda kegiatan di hotel ini, yang tak jarang juga disertai dengan menginap, berjalan kaki menuju sirkuit Sentul adalah pertama kalinya bagi saya. Jadi saya antusias juga karena penasaran, bagaimana penampakan sesungguhnya sirkuit yang selama ini hanya saya lihat di layar televisi atau video.
Saya tidak tahu berapa jarak untuk bisa sampai sirkuit lalu mengelilingi areanya. Dalam hitungan saya sih sekitar 5 kilometer atau jangan-jangan lebih?Â
Tapi, kami tidak mengelilingi lintasan sirkuit. Bukan karena berbahaya, namun karena jaraknya yang bisa dipastikan lebih jauh lagi. Bisa jadi berpuluh-puluh kilometer, dan pastinya akan memakan waktu yang lebih lama lagi.
Saya juga tidak tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan aktifitas ini mengingat olahraga kaki ini dilakukan dengan santai diselingi dengan foto-foto dan mengobrol. Saya pun tidak terpikirkan untuk menghitungnya. Yang ada dalam benak saya, ya olahraga saja.
Sebagaimana disampaikan Bapak Arif Rahman, kegiatan jalan santai ini selain untuk berolahraga juga untuk mengenal lebih dekat dengan kami, sambil membahas beberapa program kegiatan yang kira-kira bisa disinergikan bersama. Diselingi juga dengan obrolan ringan, diiringi tawa dan senda gurau.
"Ya teman-teman, Deputi Pengembangan SDM Bapak Arif Rahman Hakim, bersama Bapak Nasrun dan Bapak Anang, mengajak kita jalan kaki mengelilingi area sirkuit Sentul untuk berolahraga sambil obrolin program-program yang bisa kita sinergikan agar kemitraan kita semakin dekat," kata Syarif Hasan Salampesy, SH, kawan yang kami "tuakan" di sela olahraga jalan kaki.
Bagi saya dan kawan-kawan (mungkin juga yang lain), jalan kaki adalah olahraga yang tepat untuk berinteraksi dengan kerabat, teman, relasi, dan keluarga.Â
Ini adalah olahraga yang paling santai karena bisa dilakukan sambil mengobrol apa saja. Saling bercerita, membahas pekerjaan, isu-isu terkini, bahkan bisa juga jadi sesi curhat. Coba Bandingkan dengan olahraga lari, apa bisa sambil begini?
Dan, itu berarti olahraganya dapat, memberikan solusi dapat, bahkan menyelesaikan suatu persoalan pun dapat. Saya katakan, ini olahraga plus plus, olahraga yang plus ini plus ini.Â
Saya menyebutnya dengan "diplomasi jalan kaki" mengingat olahraga ini yang paling mudah dan sederhana. Bisa dilakukan di mana saja tanpa butuh peralatan mahal dan tak perlu mengeluarkan biaya alias gratis.
Menurut saya, olahraga yang dilakukan dengan santai ini olahraga yang menarik. Bisa dilakukan dari berbagai kalangan usia. Anak-anak, remaja, dewasa, tua. Bayi di bawah usia lima tahun (balita) pun bisa melakukan olahraga ini bersama ayah dan ibunya.
Olahraga ini juga tidak diskriminasi karena perempuan dan laki-laki, tubuh gemuk dan kurus, kaya dan miskin, tidak dilarang melakukan olahraga ini, apapun itu agamanya, pekerjaannya, suku bangsanya.
Olahraga ini semakin menarik, menurut saya, jika dilakukan di pagi hari. Kita dapat menghirup udara pagi yang segar. Di saat seperti ini otak pun akan merespon dengan menenangkan saraf yang tegang. Terutama saraf-saraf otak yang selalu bekerja keras untuk berpikir, terutama jika ikut memikirkan nasib bangsa ini ke depan.
Tak hanya itu, jalan pagi dapat meningkatkan suasana hati, dan memberi energi positif. Mengapa? Karena jalan kaki memberi kita kesempatan untuk bereksplorasi dan menghabiskan waktu di alam.Â
Terlebih jika ada view bagus, kita pun tidak henti-hentinya menikmati pemandangan yang tercipta. Dan, tentu saja ini akan memberi manfaat positif bagi kesehatan mental. Setidaknya itu yang saya rasakan. Bagaimana dengan yang lain, merasakan hal yang sama juga bukan?
Coba deh jika kita dalam keadaan bad mood terus kita "larikan" dengan berjalan kaki, percaya deh bad mood yang kita rasakan perlahan-lahan hilang. Hati dan pikiran kembali segar.
Berdasarkan ilmu yang saya dapat dari seminar-seminar kesehatan yang saya ikuti, jalan 30 menit di pagi hari dapat membantu menurunkan tekanan darah. Melakukan rutinitas ini setiap hari dapat memperkuat jantung dan mengontrol tekanan darah.
Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, jika rutin dilakukan juga dapat membantu meredakan nyeri artritis dan kekakuan. Terlebih di usia-usia seperti saya. Dengan berjalan berarti melatih sendi dan menguatkannya, yang juga secara bersamaan meningkatkan kepadatan tulang.
Setelah mengikuti olahraga ini selama dua jam saya merasakan tubuh saya kembali segar dan bergairah. Mungkin karena aliran oksigen ke seluruh tubuh saya meningkat setelah berjalan kaki. Entah sudah berapa banyak kalori yang terbakar. Yang jelas "diplomasi jalan kaki" ini berjalan lancar, car, car!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H