"Baik bun," katanya.
Ya begini jadinya, kalau saya ada tugas pekerjaan di luar rumah. Pembelajaran jarak jauh anak saya jadi terabaikan. Saya sih sudah minta anak saya untuk didampingi kakaknya, tapi tidak mau. Saya juga sudah minta tolong kakaknya, tetap tidak jalan.
"Adelia-nya nggak mau, ntar-ntaran mulu," lapor si kakak saat whatsapp saya.
"Aku ngerjainnya nunggu bunda pulang aja ya, pliss," timpal adiknya.Â
Kalau sudah begini saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ada saya di rumah saja, anak-anak saya ini mirip kucing dan tikus, bagaimana kalau saya tidak ada di rumah?
Tapi, syukurlah, guru Wali Kelas anak saya, bisa memahami dan memaklumi. Guru Wali Kelas anak pertama dan kedua saya yang lain juga begitu. Tidak sekali dua kali saya begini mendampingi anak mengerjakan tugas di saat sepulangnya saya kerja. Yang harusnya selesai jam 11, eh jadi mundur deh.
Termasuk sore ini. Tapi saya tidak bisa langsung meminta anak saya mengerjakan tugasnya. Saya harus membersihkan diri, ganti pakaian, makan karena lapar, minum susu panas, dan meluruskan sejenak punggung yang terasa pegal banget. Entah butuh waktu berapa lama itu?
Setelah tubuh saya terasa segar baru deh saya dampingi anak saya. Kali ini tugasnya menggambar matahari dengan permainan motif, garis, dan warna sesuai imajinasi anak. Saya hanya mengarahkan saja. Tugas pun selesai ketika terdengar adzan Maghrib.
"Ini ya bu tugas Aliya. Terima kasih bu Nur," kata saya mengirimkan foto hasil karyanya ke whatsapp ibu guru.
Tak lama guru pun membalas dengan mengirimkan foto gambar anak saya yang disertai dengan nilai. Alhamdulillah...nilainya tidak mengecewakan.
***